Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rasialisme Ada di Amerika" dan Meningkat, Biden-Harris Berseru untuk Hentikan Itu

Kompas.com - 20/03/2021, 11:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber ABC News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com -  Joe Biden dan Kamala Harris mengutuk meningkatnya kebencian terhadap orang Asia-Amerika, saat berada di Atlanta pada Jumat (19/3/2021).

Pernyataannya keluar setelah terjadi serangkaian penembakan di spa di Atlanta oleh pria kulit putih, yang menewaskan 8 orang kebanyakan perempuan keturunan Asia-Amerika.

"Mereka diserang, disalahkan, dikambinghitamkan, dan dilecehkan," kata Biden setelah melakukan pertemuan dengan para pemimpin dari komunitas Asian American Pacific Islanders.

"Mereka diserang secara verbal, fisik, dibunuh," tambahnya, ketika mencatat terdapat lebih banyak kejehatan yang tidak dilaporkan, seperti yang dilansir dari ABC News pada Sabtu (20/3/2021).

Baca juga: Kecanduan Seks, Tersangka Penembakan Panti Pijat Atlanta Ingin Tembaki Industri Porno Juga

Diskriminasi dan kejahatan anti-Asia tampak meningkat selama pandemi Covid-19.

Biden tidak pernah menyebut nama mantan presiden Donald Trump, tapi menegur label-label dari pendahulunya, seperti virus China.

"Kata-kata mengandung konsekuensi. Ini virus corona. Hentikan semua," ujar Biden yang merujuk untuk menegaskan nama virus corona, bukan virus China, yang sering digunakan Trump dulu.

Wakil Presiden Kamala Harris, yang merupakan keturunan Asia Selatan, menguatkan pernyataan Biden untuk menghentikan retorika rasial di masa Trump.

"Selama setahun terakhir, kita memiliki orang-orang yang berkuasa luar biasa untuk mengambinghitamkan Asia-Amerika," kata Harris.

Baca juga: Penembakan di Atlanta Munculkan Ancaman Baru Orang Asia di Amerika

"Orang-orang dengan panggung terbesar menyebarkan kebencian semacam ini (rasial)," ujarnya.

Harris menggunakan sambutan singkat untuk menyoroti sejarah panjang rasial di AS, khususnya soal kamp interniran untuk Jepang-Amerika pada 1940-an serta persepsi Muslim di Amerika setelah serangan 11 September.

"Rasialisme ada di Amerika, dan itu selalu demikian," ungkapnya.

"Xenofobia nyata ada di Amerika dan selalu demikian, seksisme juga," imbuhnya.

Pembunuhan pada Selasa (16/3/2021) di Atlanta, kemungkinan besar merupakan "serangan yang ditargetkan dari keluhan personal", menurut sumber yang diberi penjelasan tentang penyelidikan kasus itu.

Baca juga: Penembakan di Beberapa Panti Pijat, 8 Wanita Tewas Kebanyakan Keturunan Asia

Biden mengatakan, secara teratur ia diberitahu perkembangan terkini soal kasus penembakkan Atlanta oleh otoritas federal yang berkeja sama dengan pejabat lokal, Gubernur Brian Kemp dan Walikota Atlanta Keisha Lance Bottoms.

"Apa pun motivasinya, kami tahu ini, terlalu banyak orang Amerika keturunan Asia yang berjalan hilir mudik di jalan dengan kekhawatiran, bangun setiap pagi pada tahun lalu sambil merasakan keselamatan mereka dan orang yang dicintai sedang dipertaruhkan," ungkap Biden.

Dia melanjutkan, mengatakan "kebencian dan kekerasan sering bersembunyi di depan mata" dan itu sering disikapi dengan kebungkaman.

Biden menyerukan kepada warga Amerikan untuk bertindak dengan "angkat bicara" karena "diam sama saja terlibat (kejahatan)".

"Kita tidak dapat terlibat," tandas Biden.

Baca juga: Wanita Asia-Amerika Mengeklaim Jadi Korban Serangan Rasial, Dahinya Sobek Saat Didorong

"Kita harus bertindak...Kita harus mengubah hati kita. Kebencian tidak bisa memiliki tempat berlindung yang aman Amerika. Harus dihentikan. Dan itu dilakukan oleh semua dari kita, semua dari kita bersama untuk menghentikan itu (kekerasan)," terangnya.

Di akhir idatonya, Biden mengucapkan belasungkawa kepada keluarga para korban.

"Saya tahu mereka merasa ada lubang hitam di dada mereka sehingga mereka tersedot dan segala sesuatunya tidak akan pernah menjadi lebih baik, tapi doa kami menyertai Anda," kata Biden.

Pemimpin berusia 77 tahun itu telah vokal mendukung komunitas "Asian-American and Pacific Islander", dengan mengeluarkan memorandum presiden pada 26 Januari.

Tujuannya agar Jaksa Agung AS dapat mendukung lembaga negara bagian dan lokal serta komunitas AAPI dalam mencegah kejahatan rasial serta untuk memperluas pengumpulan data dan pelaporan publik.

Baca juga: AS Minta Para Pendeta Atasi Perpecahan Rasial Soal Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com