Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan dengan Pasukan Militer, Senjata Ini Akan Digunakan Biden untuk Lawan China

Kompas.com - 02/03/2021, 12:43 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Bloomberg

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menempatkan semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi jaringan terdepan dalam strategi AS terhadap Asia.

Para pejabat AS menyebut ini sebagai "tekno-demokrasi" untuk melawan China dan “tekno-autokrasi” lainnya.

Kerangka baru untuk persaingan AS dengan China menjadi krusial setelah adanya ancaman dari menipisnya pasokan microchip global secara tiba-tiba. Microchip ini dibutuhkan dalam produk seperti mobil, ponsel dan lemari es.

Strategi tersebut akan berusaha menggalang aliansi negara-negara lain dan berjuang untuk menciptakan keunggulan dalam fabrikasi semikonduktor dan komputasi kuantum. Tujuannya untuk meningkatkan arena kompetisi, seperti yang dilakukan dalam “perang tradisional” dengan penumpukan rudal dan jumlah pasukan.

Pejabat pemerintah saat ini dan sebelumnya, bersama dengan para ahli dari luar, mengatakan rencana pemerintah di bidang teknologi hanyalah mikrokosmos dari rencana yang lebih luas.

Dengan itu, pendekatan yang lebih berorientasi pada aliansi bisa digunakan, tetapi masih bermusuhan dengan China. Bertolak belakang dengan pendekatan yang lebih kacau di bawah Presiden Donald Trump.

“Ada kesadaran baru tentang pentingnya semikonduktor bermain dalam perjuangan geopolitik ini karena chip mendasari setiap teknologi di era modern,” kata Lindsay Gorman, seorang rekan untuk teknologi baru di German Marshall Fund of the US melansir Bloomberg pada Senin (1/3/2021).

“Ini adalah upaya untuk menggandakan memanfaatkan keunggulan komparatif teknologi yang dimiliki AS dan mitra demokrasinya."

Baca juga: Setelah AS, Jepang Mengeluh Warganya Diminta Tes Swab di Anus oleh China

Melalui pendekatan ini, AS berusaha menolak akses teknologi tertentu dari China selama mungkin. Termasuk ingin menghentikan raksasa China seperti Huawei Technologies Co dan bahkan mengambil cara dari “pedoman Partai Komunis”, yaitu dengan meningkatkan keterlibatan pemerintah dalam industri utama saat diperlukan.

Rencana ini dicetuskan bersamaan dengan agenda para pemimpin Partai Komunis China termasuk Presiden Xi Jinping akhir pekan ini.

Pemerintah berkuasa Beijing rencananya akan menjelaskan bagaimana mereka bermaksud menjadikan teknologi sebagai pusat perkembangan masa depan dalam Kongres Rakyat Nasional.

Beberapa orang yang mengetahui perencanaan pemerintah AS antara lain terutama Kurt Campbell, koordinator Dewan Keamanan Nasional Asia. Dia mengatakan memperkirakan pendekatan luas yang lebih menekankan pada beberapa mitra utama seperti Korea Selatan, Jepang dan Taiwan, sambil menawarkan insentif untuk membawa fabrikasi chip kembali ke AS

Penggunaan chip terangkum sebelumnya dalam Quad (aliansi AS, Jepang, Australia, dan India). Rencana ini pernah gagal yang mendapat dukungan selama era Trump. Alhasil membawa lebih banyak produksi teknologi ke Asia Selatan.

Pertarungan memperebutkan microchip sedang didorong kuat ke pemerintahan Gedung Putih yang baru mengingat kebutuhannya saat ini.

Kekurangan chip global, sebagian karena penimbunan yang dilakukan oleh China dan lonjakan permintaan selama pandemi. Kondisi ini telah memaksa beberapa pembuat mobil Amerika menutup pabrik dan mengekspos kelemahan dalam rantai pasokan AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com