WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/2/2021) untuk pertama kalinya secara terbuka menuduh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, sebagai dalang pembunuhan Jamal Khashoggi.
Pangeran MBS, nama inisialnya, dikatakan menyetujui operasi pembunuhan Jamal Khashoggi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018.
Laporan intel AS yang baru diungkap isinya oleh Presiden Joe Biden itu juga menyatakan, Pangeran MBS memerintahkan penangkapan atau membunuh Khashoggi.
Baca juga: AS Akan Rilis Bukti Pangeran MBS Dalang Pembunuhan Jamal Khashoggi
"Mengingat pengaruh Pangeran Mohammed, sangat tidak mungkin pembunuhan tahun 2018 bisa terjadi tanpa seizinnya," tulis isi laporan rahasia tersebut yang dikutip AFP.
"Pembunuhan itu juga sesuai dengan pola dukungan putra mahkota, karena menggunakan tindak kekerasan untuk membungkam para pembangkang di luar negeri," lanjutnya.
Khashoggi yang merupakan warga Amerika Serikat (AS) dan kritikus Pangeran MBS di The Washington Post, dibujuk agar ke konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Oktober 2018 untuk mengurus dokumen pernikahannya, tetapi kemudian dibunuh dan dimutilasi.
Setelah laporan dirilis, Biden berkata bahwa AS akan meminta pertanggungjawaban Arab Saudi atas pelanggaran HAM.
Baca juga: Laporan Intelijen AS Bisa Ungkap Siapa Pembunuh Jurnalis Jamal Khashoggi
"Sungguh keterlaluan apa yang terjadi," kata presiden ke-46 "Negeri Paman Sam" tersebut.
Keputusan Biden untuk merilis laporan ini berbeda dengan kebijakan Donald Trump, yang menjaga relasi dengan Arab Saudi dan sama-sama membenci Iran.