Pada Juli 2009, Sun dipinjamkan ke tim satelit Sheffield United, Chengdu Blades di Liga Super China, dengan harapan dapat memberikan pengaruh. Dia terus memantapkan dirinya di Chengdu dan membantu mereka mencapai posisi liga klub terbaik di tempat ketujuh.
Namun, klub itu terdegradasi ke China League One karena skandal pengaturan skor. Dia kembali ke Sheffield United setelah peminjaman selesai. Tapi kontraknya berakhir dan ditinggalkan tanpa klub untuk bermain.
Pada 8 Januari 2010, Sun menandatangani kontrak dua tahun dengan sesama tim papan atas Shaanxi Chanba. Dia segera dipromosikan sebagai kapten tim dan memperpanjang kontraknya selama dua tahun lagi pada Desember 2011.
Di awal musim 2012, Sun mengikuti klub tersebut ketika memutuskan untuk pindah ke Guizhou dan mengganti nama diri mereka menjadi Guizhou Renhe.
Dia memainkan sembilan belas pertandingan liga dan lima pertandingan Piala FA Cina di musim 2012. Saat itu klub-nya mencapai tempat keempat musim liga itu, dan menjadi runner-up di piala kejuaraan yang membuat mereka masuk ke Liga Champions AFC, untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Nama Sun Jihan di sepak bola China terus diperbincangkan, terlebih setelah dia duduk sebagai wakil ketua FA di wilayah Xinjiang.
Warisan Sun di Liga Premier juga tetap kuat. Dia bahkan mendapatkan tempat di Museum National Football Museum sebagai "peran duta besar", karena mengangkat profil sepak bola Inggris di China.
Penambahan mantan pria City itu ke Hall of Fame terjadi pada minggu yang sama ketika Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris pada 2015.
Baca juga: China Diduga Akan Ambil Alih Alibaba dan Ant Group dari Jack Ma
Menurut cerita Sun kepada Daily Star pada 2017, niat untuk membangun bisnis sudah dimilikinya sejak November 2015. Sedangkan saat itu ia masih bermain untuk Beijing Renhe di China League One.
Namun kemudian keputusan yang cukup cepat dia ambil untuk membentuk perusahaannya pada 2016. Bisnis ini dimulai bekerja sama dengan dengan Beijing Renhe selama satu tahun.
Jihai menciptakan sebuah perusahaan yang bertujuan menyediakan media olahraga, teknologi, dan “datatainment”. Perusahaan data olahraganya ini kemudian disebut Beijing Haiqiu Technology Company (HQ Sports).
HQ Sports menggabungkan acara bincang-bincang yang menampilkan Jihai, aplikasi media sosial olahraga bernama MiaoHi, dan alat prediksi pertandingan yang disebut Aplikasi Jihai.
Soal pendanaan, Sun dengan lihai menggunakan koneksi City untuk mendapatkan sejumlah dana besar yang selama berbulan-bulan. Lalu berturut-turut investor datang mulai dari China Media Capital, Maine Road, kemudian Tencent dan Yuan Xu Fund.
Perusahaan sudah memiliki tautan ke klub setelah membeli 13 persen saham di City Football Group setahun sebelumnya dengan harga 400 juta dollar AS (sekarang Rp 5,5 triliun).
Kartu utama Jihai dalam mengamankan investasi adalah aplikasi MiaoHi. Platform media sosial olahraga ini berisi video pendek yang menghubungkan selebriti sepak bola dan penggemar.
Dengan 2.000 selebritas di database pada saat itu, aplikasi tersebut kini telah berkembang dengan basis pengguna sebesar 400 juta.
Sementara akuisisi SnapPlay dari Fenway Games yang berbasis di Inggris memungkinkan HQ Sports masuk ke pasar Liga Premier.
Baca juga: Profil Zhong Shanshan, Orang Terkaya Baru di Asia yang Geser Jack Ma
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.