Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dunia: Polisi Fesyen hingga Pasar Gelap Korea Utara

Kompas.com - 13/02/2021, 17:20 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Korea Selatan dan Korea Utara, dua negara tetangga satu rumpun yang sangat kontras. Jika Korea Selatan memiliki industri mode yang maju, maka sebaliknya di Korea Utara.

Tahukah kamu? Di zaman modern kini, di Korea Utara masih mengontrol masyarakatnya hingga level berpenampilan.

Cerita dunia dari negara komunis itu memandang make up yang berwarna merah terang mencolok sebagai bentuk pemberontakan yang didoktrin oleh kapitalisme.

"Warna merah mencerminkan kapitalisme dan itu sebabnya masyarakat Korea Utara tidak mengizinkan memakainya," ujar Nara Kang yang berbicara dengan CNN, dengan menggunakan lipstik merah koral dan blush on oranye.

Kang adalah seorang pembelot dari Korea Utara yang kini tinggal di Korea Selatan di ibu kota Seoul.

Menurut penuturan Kang kepada CNN Style yang dilansir pada Selasa (3/3/2020), di kampung halamannya dahulu, Chongjin, Provinsi Hamgyong Utara, tidak ada orang yang diizinkan memakai lipstik warna terang.

Baca juga: [Cerita Dunia] Terciptanya Guillotine oleh Dua Dokter Bedah

Merah muda terkadang masih diizinkan, tapi tidak untuk merah terang mencolok.

Setiap pelanggaran dapat diamati oleh pemerintah, karena kata Kang, di jalanan utama tersebar "Gyuchaldae". Istilah itu adalah sebutan untuk polisi fesyen Korea Utara.

Tidak hanya itu, Kang juga memberitahukan bahwa di desa para orang tua juga berperan sebagai "polisi fesyen" secara tidak langsung.

"Kapan pun saya pakai makeup, orang yang lebih tua di desa akan mengatakan bahwa saya ba****** bernoda kapitalisme," demikian kata wanita 22 tahun itu.

"Ada unit patroli setiap 10 meter untuk menindak pejaln kaki karena panmpilan mereka," terangnya.

Selain pemakaian lipstik yang diatur, negara yang dipimpin oleh dinasti keluarga Kim Jong Un ini juga tidak memperbolehkan riasan rambut.

Dilarang mewarnai rambut, dilarang menggerai rambut. Rambut panjang harus diikat atau dikepang dengan rapi. Tanpa kompromi.

Menggunakan aksesoris, seperti cincin juga tidak boleh.

Baca juga: [Cerita Dunia] Kenapa Burma Berubah Menjadi Myanmar? Berikut Kisahnya

Lalu, bagaimana dengan pakaiannya? Tentu ikut diatur oleh rezim yang berkuasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com