Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direstui Biden, Ekonom Nigeria Siap Jadi Wanita Kulit Hitam Pertama yang Pimpin WTO

Kompas.com - 06/02/2021, 12:43 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Penggantinya harus menghadapi resesi yang disebabkan Covid, ketegangan AS-China, dan meningkatnya proteksionisme.

Baca juga: Konflik Dagang dengan China Memanas, Australia Mengadu ke WTO

Menteri perdagangan Korea Selatan Yoo Myung-hee, finalis yang dipilih dari delapan kandidat, mencabut namanya setelah berbulan-bulan mendapat tekanan diplomatik untuk mundur.

"Untuk mempromosikan fungsi WTO dan mempertimbangkan berbagai faktor, saya telah memutuskan untuk menarik pencalonan saya," kata Yoo dalam sebuah pernyataan Jumat (5/2/2021).

Dia mengatakan keputusannya diambil setelah berkonsultasi dengan sekutu termasuk Amerika Serikat (AS).

Menunggu Washington

Para pengamat mengatakan WTO tanpa pemimpin sedang menghadapi krisis terdalam dalam 25 tahun sejarahnya.

Organisasi ini belum mencapai kesepakatan perdagangan multilateral besar selama bertahun-tahun dan gagal mencapai tenggat waktu 2020, untuk mengakhiri subsidi penangkapan ikan yang berlebihan.

Banyak yang berharap perubahan dalam administrasi AS akan mengarah pada reformasi WTO yang berarti. Beberapa fungsinya lumpuh setelah administrasi Trump memblokir penunjukan hakim dalam badan banding utamanya.

Okonjo-Iweala sebelumnya telah menekankan perlunya WTO berperan dalam membantu negara-negara miskin dengan obat dan vaksin Covid-19, sebuah masalah yang gagal disepakati para anggota dalam negosiasi yang sedang berlangsung.

Baca juga: Australia Perang Dagang dengan China, Apakah Indonesia Bisa Jadi Pasar Baru yang Menguntungkan?

Secara teori, WTO dapat mengadakan pertemuan dengan 164 anggotanya untuk mengonfirmasi ketua berikutnya dalam waktu singkat.

Namun, beberapa delegasi melihat hal itu tidak mungkin mengingat pilihan perwakilan perdagangan Biden, Katherine Tai, belum dilantik. Deputi yang berbasis di Jenewa juga belum dipilih.

Kamar Dagang Internasional John Denton mendesak anggota WTO untuk bertindak cepat.

"Dengan ketegangan geopolitik yang tinggi, ekonomi global dalam resesi dan 'nasionalisme vaksin' mengancam pemulihan yang adil, sekarang tidak ada alasan untuk penundaan lebih lanjut dalam mengisi peran penting ini dengan kandidat yang memenuhi syarat dan siap," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com