Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Sarankan AS Bermain Fleksibel untuk Dialog Denuklirisasi Korea Utara Tercapai

Kompas.com - 03/02/2021, 19:25 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan menyarankan Amerika Serikat (AS) pada Rabu (3/2/2021) bermain fleksibel dalam memberlakukan sanksi yang ditujukan untuk mengekang program nuklir Pyongyang dan menghidukan kembali dialog denuklirisasi di semenanjung Korea.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan presiden AS sebelumnya, Donald Trump telah bersepakat untuk menghidupkan kembali denuklirisasi di semenanjung Korea pada pertemuan pertama mereka pada 2018.

Pertemuan kedua dan pembicaraan tingkat kerja berikutnya telah gagal dijalankan.

Baca juga: Dubes Korea Utara yang Membelot ke Korea Selatan Ternyata dari Keluarga Elite

Sementara, pemerintahan baru Joe Biden belum mengumumkan kebijakan apa pun terkait Korea Utara, tapi Seoul bersemangat untuk menghidupkan kembali kerja sama ekonomi lintas batas yang terhenti.

Negera K-pop itu menyataan harapan bahwa Biden akan memulai kembali perundingan nuklir dengan Pyongyang.

Lee In-young, menteri unifikasi Kore Selatan yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea, mengatakan sanksi yang diperkuat mungkin bukan kunci untuk membawa Korea Utara kembali ke meja perundingan.

Baca juga: AS-Korea Selatan Bicarakan Perdamaian di Semenanjung Korea

"Jika bicara tentang sanksi tambahan, sekarang saatnya untuk meninjau capaian yang didapat dari sanksi sejauh ini. Memperkuat sanksi mungkin bukan segalanya," kata Lee dalam konferensi pers seperti yang dilansir dari Reuters pada Rabu (3/2/2021).

"Kita harus melihat kembali aspek sanksi yang dapat diterapkan secara fleksibel, tergantung situasi yang dapat bermain peran dalam mempercepat negosiasi denuklirisasi," terang Lee selanjutnya.

Pernyataan Lee muncul setelah Presiden Korea Selatan Moon Jae In mendesak Biden untuk melanjutkan kemajuan yang dibuat antara Kim dan Trump dalam dialog denuklirisasi.

Baca juga: Setelah Biden Dilantik, Korea Selatan Ingin AS Lanjutkan Pembicaraan dengan Korea Utara

Pekan lalu, Perdana Menteri Chung Sye Kyun mengatakan kepada Reuters bahwa Pyongyang dan Washington seharusnya mengupayakan kesepakatan awal, yang meliputi penghentian aktivitas nuklir negara komunis itu, dan pemotongan programnya sebagai imbalan atas beberapa keringanan sanksi.

Lee tidak merinci sanksi mana yang harus dilonggarkan, tetapi telah menyerukan pengecualian untuk memungkinkan pertukaran kemanusiaan antar-Korea, termasuk memberikan bantuan untuk membantu Korea Utara melawan virus corona.

Korea Utara belum mengonfirmasi kasus virus corona hingga kini, dan menolak tawaran bantuan Seoul.

Baca juga: Kapal Tankernya Masih Ditahan Iran, Korea Selatan Minta Bantuan Qatar

Lee mengatakan pemerintahnya dapat berbagi alat uji, obat-obatan dan pasokan lain, setiap kali Korea Utara menerima proposalnya, meskipun belum ada rencana untuk mengirim vaksin Covid-19.

“Bekerja sama dalam Covid-19 adalah cara untuk menjaga kita semua tetap aman, selain membantu mereka,” katanya, mengacu pada perbatasan bersama.

“Saya berharap Korea Utara memikirkan kembali nilai positif dari kerja sama kemanusiaan,” ucap Lee.

Baca juga: Setelah Dimakzulkan, Begini Akhir Drama Skandal Korupsi Mantan Presiden Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com