WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Reaksi alergi parah yang muncul setelah disuntik vaksin Covid-19 Moderna, disebut jarang terjadi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) atau CDC.
Dalam keterangannya pada Jumat (22/1/2021), CDC menyebut hanya ada 10 kasus dari 4 juta dosis pertama vaksin corona yang disuntikkan.
CDC pun menekankan vaksinasi secara luas sangat penting untuk memerangi pandemi virus corona.
Baca juga: Moderna Kaji Adanya Reaksi Alergi terhadap Vaksin Covid-19
"Berdasarkan pemantauan awal ini, anafilaksis setelah mendapat vaksin Covid-19 Moderna tampaknya peristiwa langka," kata CDC dalam laporannya dan menunjukkan tidak ada reaksi yang mengakibatkan kematian.
Data CDC mendokumentasikan 10 kasus anafilaksis di antara 1.041.396 dosis pertama vaksin virus corona, yang disuntikkan antara 21 Desember sampai 10 Januari.
Reaksi itu tercatat dalam 108 kemungkinan alergi, kata CDC. Enam kasus butuh rawat inap, sedangkan empat lainnya dirawat di UGD.
Baca juga: Kekebalan Vaksin Covid-19 Moderna Bisa Bertahan Setidaknya Satu Tahun
Studi CDC juga menunjukkan rata-rata 2,5 kasus anafilaksis per 1 juta suntikan vaksin corona Moderna, dibandingkan dengan 11,1 kasus per 1 juta suntikan vaksin Pfizer.