Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Salju Efek Laut Melanda Asia, Timbulkan Cuaca Ekstrem hingga Makan Korban di Jepang

Kompas.com - 19/01/2021, 20:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Badai salju efek laut yang langka terjadi di Jepang beberapa minggu terakhir. Peristiwa alam ini menimbulkan badai salju yang mendatangkan malapetaka di seluruh “Negeri Sakura” hingga menimbulkan sejumlah korban.

Beberapa bagian Jepang, seperti di wilayah barat, terpaksa menghentikan aktivitas warganya karena menghadapi badai salju yang hebat dan tiada henti.

Badai salju yang melanda Jepang diketahui tiga kali lebih tinggi dari rata-rata nasional sepanjang tahun ini.

Melansir Express pada Senin (18/1/2021), pengamatan cuaca WX Charts dalam unggahannya di Twitter mengatakan: “Salju tanpa henti di Jepang berkat fenomena salju efek laut, mirip dengan salju efek danau di AS.”

“Udara dingin dari Asia Timur yang mengalir di atas Laut Jepang telah menyebabkan hujan salju yang sangat lebat di Jepang bagian barat, dan belum mencapai puncaknya saat ini.”

Badai telah mengamuk sejak awal Desember, tetapi memburuk pada Kamis (7/1/2021). Jumlah salju yang terbentang di daratan Jepang mencapai rekor hari itu.

Hanya dalam tiga jam, sebagian wilayah Hokuriku mencatat setidaknya 15 cm salju. Selama periode waktu yang sama, wilayah Takaoka dan Toyama menerima salju setinggi 59 cm, rekor tertinggi yang pernah ada di daerah tersebut.

Baca juga: Tabrakan Beruntun 134 Mobil di Tol Jepang, Angin Kencang 100 Km Per Jam dan Salju Lebat

Apa itu salju efek laut?

Salju efek laut adalah kejadian umum di Jepang saat membahas cuaca. Meskipun hujan salju tahun ini memecahkan rekor, negara ini terbiasa dengan iklim.

Sepanjang musim dingin, angin dingin sering kali mulai bertiup dari barat laut Siberia, membawa serta udara dingin dan kering ke Laut Jepang yang hangat.

Secara khusus, arus Thushima yang mengalir melalui wilayah ini sangat terpengaruh dengan aliran udara itu. Udara dingin yang terkena hawa panas dan lembab, menciptakan perubahan udara yang tidak stabil.

Ketika udara berada di bawah titik beku dan ada perbedaan setidaknya 13 derajat celsius antara massa udara Siberia dan air, efek laut salju mulai terbentuk.

Namun, hal yang aneh tentang iklim Jepang adalah meskipun salju mungkin turun di mana-mana, seringkali tidak ada salju yang terlihat di Tokyo.

Ini mungkin terjadi karena wilayah pegunungan yang mengelilingi Tokyo "memeras" semua kelembaban dari salju, dan menghentikannya untuk mengarah ke timur.

Jadi, sementara negara tetangga Nagano atau Niigata akan melihat badai salju, Tokyo bisa melihat langit yang cerah.

Salju laut tidak hanya ada di laut, dan namanya berubah saat membicarakan tentang perairan luas mana pun. Misalnya di AS, fenomena ini disebut sebagai efek salju danau.

Halaman:

Terkini Lainnya

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com