Attila menjadi pemimpin Kekaisaran Hunnis, setelah membunuh saudaranya. Hunnis saat ini berada dikenal sebagai Hongaria.
Setelah berhasil menjadi kaisar, Attila juga dicatat sebagai salah satu penyerang Kekaisaran Romawi yang paling ditakuti.
Dia memperluas Kekaisaran Hunnis di beberapa wilayah yang saat ini dikenal dengan nama Jerman, Rusia, Ukraina, dan Balkan.
Dia juga menginvasi Gaul dengan maksud untuk menaklukkannya, meskipun dia dikalahkan di Pertempuran Chalons.
"Di sana, di mana saya telah kunjungi, rumput tidak akan pernah menumbuhkan keuntungan," katanya saat memerintah.
Wu berubah dari selir junior berusia 14 tahun menjadi permaisuri China.
Dia dengan kejam menghabisi para lawan dengan memecat, mengasingkan, atau mengeksekusi mereka. Sekalipun mereka adalah keluarganya sendiri.
Kerajaan China berkembang pesat di bawah pemerintahannya, dan meskipun dia memiliki taktik brutal, sifat dan bakatnya yang menentukan untuk pemerintahan telah dipuji oleh para sejarawan.
Khususnya, pemimpin militer yang dipilih sendiri oleh Wu menguasai sebagian besar semenanjung Korea.
Ayah Khan diracun sampai mati ketika Khan berusia 9 tahun, sehingga dia menghabiskan waktu sebagai budak selama masa remajanya.
Namun, kemudian ia tumbuh sebagai pemimpin untuk menyatukan suku-suku Mongol dan melanjutkan untuk menaklukkan sebagian besar Asia Tengah dan China.
Kepemimpinannya dicirikan memiliki gaya brutal, dan sejarawan telah menunjukkan bahwa dia membantai warga sipil secara massal.
Salah satu contoh yang paling menonjol adalah ketika dia membantai bangsawan Kerajaan Khwarezm, menghancurkan kelas penguasa, dengan pekerja tidak terampil diambil untuk digunakan sebagai perisai manusia.
Torquemada ditunjuk sebagai Penyelidik Agung selama Inkuisisi Spanyol.
Dia mendirikan pengadilan di beberapa kota, mengumpulkan 28 pasal untuk memandu inkuisitor lain, dan mengizinkan penyiksaan untuk mendapatkan pengakuan.