SEOUL, KOREA.com - Perangkat fusi superkonduktor di Korea Selatan yang dijuluki KSTAR (Riset Lanjutan Tokamak Superkonduktor Korea) atau Korean Artificial Sun (Matahari Buatan Korea) telah mencetak rekor baru.
Matahari buatan dari “Negeri Ginseng” itu mampu mempertahankan plasma bersuhu tinggi selama 20 detik penuh, dengan suhu ion 100 juta derajat celcius, melansir India Times pada Jumat (25/12/2020).
Proyek ini merupakan gagasan dari Korea Institute of Fusion Energy, bersama dengan Seoul National University dan Columbia University di Amerika Serikat (AS).
Rekor ini memperpanjang rekor pengoprasian sebelumnya dengan waktu 8 detik, yang dilakukan selama Kampanye Plasma KSTAR tahun lalu.
Matahari buatan ini, mampu mempertahankan suhu ion 100 juta derajat celcius untuk pertama kalinya pada 2018. Namun itu hanya berlangsung selama 1,5 detik.
Baca juga: Meski Namanya Kurang Tepat, Matahari Buatan Jadi Tonggak Bersejarah China
Para peneliti menciptakan kembali reaksi fusi dengan bantuan isotop hidrogen yang ditempatkan di dalam KSTAR. Proses itu menciptakan keadaan plasma di mana ion dan elektron terpisah, memanaskan ion pada suhu ekstrem, dan juga mempertahankan kondisinya.
KSTAR bukanlah satu-satunya perangkat fusi yang melakukan reaksi seperti itu. Namun, tidak ada perangkat yang mampu bertahan bahkan sepuluh detik.
KSTAR telah berhasil bertahan selama 20 detik penuh, sehingga menetapkan contoh yang tinggi bagi pengembangan teknologi serupa lainnya.
Direktur Si-Woo Yoon dari Pusat Penelitian KSTAR di KFE menjelaskan, "Teknologi yang dibutuhkan untuk operasi jangka panjang 100 juta plasma adalah kunci realisasi energi fusi.”
Menurutnya, keberhasilan KSTAR dalam mempertahankan plasma bersuhu tinggi selama 20 Detik akan menjadi titik balik yang penting teknologi ini. Apalagi, sejumlah negara tengah berlomba mengamankan teknologi untuk operasi plasma berkinerja tinggi jangka panjang.
“Hal itu adalah komponen penting dari reaktor fusi nuklir komersial di masa depan." kata Yoon.
Baca juga: China Berencana Komersilkan Matahari Buatan pada 2050
Nantinya, para peneliti yang mengerjakan KSTAR, akan bekerja untuk membantunya berjalan terus menerus selama 300 detik dengan suhu ion lebih tinggi dari 100 juta derajat celcius. Mereka berencana mencapai ini pada tahun 2025.
Dr Young-Seok Park dari Columbia University menambahkan, "Kami merasa terhormat untuk terlibat dalam pencapaian penting yang dibuat di KSTAR,” kata dia.
Dia menilai, perangkat KSTAR superkonduktor memiliki kemampuan yang unik. Sebab telah mampu mempertahankan suhu ion 100 juta derajat celcius selama 20 detik.
Capaian itu didapat dengan memungkinkan terjadinya pemanasan inti plasma yang efisien untuk jangka waktu yang lama.
“Kemampuan yang unik dari perangkat KSTAR superkonduktor akan diakui sebagai dasar yang kuat untuk plasma fusi berkinerja tinggi secara terus menerus," ujar Park.
Baca juga: China Berhasil Nyalakan Matahari Buatan untuk Pertama Kali, Ini Bentuknya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.