Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertahankan Suhu Tinggi 20 Detik, Matahari Buatan Korea Cetak Rekor

Kompas.com - 28/12/2020, 22:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

SEOUL, KOREA.com - Perangkat fusi superkonduktor di Korea Selatan yang dijuluki KSTAR (Riset Lanjutan Tokamak Superkonduktor Korea) atau Korean Artificial Sun (Matahari Buatan Korea) telah mencetak rekor baru.

Matahari buatan dari “Negeri Ginseng” itu mampu mempertahankan plasma bersuhu tinggi selama 20 detik penuh, dengan suhu ion 100 juta derajat celcius, melansir India Times pada Jumat (25/12/2020).

Proyek ini merupakan gagasan dari Korea Institute of Fusion Energy, bersama dengan Seoul National University dan Columbia University di Amerika Serikat (AS).

Rekor ini memperpanjang rekor pengoprasian sebelumnya dengan waktu 8 detik, yang dilakukan selama Kampanye Plasma KSTAR tahun lalu.

Matahari buatan ini, mampu mempertahankan suhu ion 100 juta derajat celcius untuk pertama kalinya pada 2018. Namun itu hanya berlangsung selama 1,5 detik.

Baca juga: Meski Namanya Kurang Tepat, Matahari Buatan Jadi Tonggak Bersejarah China

Para peneliti menciptakan kembali reaksi fusi dengan bantuan isotop hidrogen yang ditempatkan di dalam KSTAR. Proses itu menciptakan keadaan plasma di mana ion dan elektron terpisah, memanaskan ion pada suhu ekstrem, dan juga mempertahankan kondisinya.

KSTAR bukanlah satu-satunya perangkat fusi yang melakukan reaksi seperti itu. Namun, tidak ada perangkat yang mampu bertahan bahkan sepuluh detik.

KSTAR telah berhasil bertahan selama 20 detik penuh, sehingga menetapkan contoh yang tinggi bagi pengembangan teknologi serupa lainnya.

Direktur Si-Woo Yoon dari Pusat Penelitian KSTAR di KFE menjelaskan, "Teknologi yang dibutuhkan untuk operasi jangka panjang 100 juta plasma adalah kunci realisasi energi fusi.”

Menurutnya, keberhasilan KSTAR dalam mempertahankan plasma bersuhu tinggi selama 20 Detik akan menjadi titik balik yang penting teknologi ini. Apalagi, sejumlah negara tengah berlomba mengamankan teknologi untuk operasi plasma berkinerja tinggi jangka panjang.

“Hal itu adalah komponen penting dari reaktor fusi nuklir komersial di masa depan." kata Yoon.

Baca juga: China Berencana Komersilkan Matahari Buatan pada 2050

Nantinya, para peneliti yang mengerjakan KSTAR, akan bekerja untuk membantunya berjalan terus menerus selama 300 detik dengan suhu ion lebih tinggi dari 100 juta derajat celcius. Mereka berencana mencapai ini pada tahun 2025.

Dr Young-Seok Park dari Columbia University menambahkan, "Kami merasa terhormat untuk terlibat dalam pencapaian penting yang dibuat di KSTAR,” kata dia.

Dia menilai, perangkat KSTAR superkonduktor memiliki kemampuan yang unik. Sebab telah mampu mempertahankan suhu ion 100 juta derajat celcius selama 20 detik.

Capaian itu didapat dengan memungkinkan terjadinya pemanasan inti plasma yang efisien untuk jangka waktu yang lama.

“Kemampuan yang unik dari perangkat KSTAR superkonduktor akan diakui sebagai dasar yang kuat untuk plasma fusi berkinerja tinggi secara terus menerus," ujar Park.

Baca juga: China Berhasil Nyalakan Matahari Buatan untuk Pertama Kali, Ini Bentuknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com