Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran: "Si Gila" Trump Akan Berakhir seperti Saddam Hussein

Kompas.com - 27/12/2020, 15:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai "si gila", dan berkoar nasibnya akan seperti diktator Irak, Saddam Hussein.

"Hari ketika si gila itu digantung akan menjadi hari kemenangan yang patut dirayakan. Nasibnya tak akan jaduh beda dengan Saddam," kata Rouhani.

Dia merujuk kepada nasib Saddam Hussein, diktator yang berkuasa pada 1979 hingga 2003, digantung di penjara Baghdad 14 tahun silam.

Baca juga: Mengapa Otoritas Iran Memaksa Perempuan untuk Berkerudung?

Provokasi yang dilakukan Rouhani terjadi jelang lengsernya Trump dari kursi kepresidenan, dan digantikan Joe Biden pada 20 Januari.

Jika tidak berstatus Presiden AS, si presiden terancam menghadapi serangkaian kasus pidana baik di level federal maupun negara bagian.

Belum lagi berbagai kebijakannya selama empat tahun terakhir atas seluruh dunia, terutama Timur Tengah, yang kerap menuai kontroversi.

Dua tahun lalu, pemerintahannya secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir 2015, dan menerapkan "tekanan maksimum" lewat sanksi ekonomi ke Iran.

Tekanan Washington ini tak pelak menghantam ekonomi Iran, yang semakin kolaps karena wabah virus corona, korupsi, hingga salah manajemen.

Dilansir The Independent Kamis (24/12/2020), Rouhani menyamakan Trump dengan Saddam Hussein, yang menyerang Iran pada 1980-1988.

Baca juga: Serangan Roket ke Kedutaan AS di Baghdad, Trump Ancam Iran

Pada akhirnya, pemimpin Partai Baath itu ditangkap pasukan AS dalam invasi 2003, dengan eksekusinya dilakukan di hadapan musuh politiknya.

"Orang gila di kawasan ini adalah Saddam, yang menyerang negara ini. Kemudian si gila lainnya Trump, yang juga kejam kepada rakyat kita," ujar dia.

Selama empat tahun berkuasa, pemerintahan Trump menggunakan manuver sanksi ekonomi hingga mengerahkan militer untuk membuat Teheran tunduk.

Baca juga: Jerman Ingin Menilai Kembali Kesepakatan Nuklir Iran, Israel Sambut Baik

Yang paling diperbincangkan terjadi pada Januari ini, ketika komandan top Iran Qasim Soleimani tewas dihantam rudal di bandara Baghdad.

Kemudian pada akhir Novenber, Israel yang diduga mendapat restu Washington membunuh ilmuwan nuklir andalan Iran, Mohsen Fakhrizadeh.

Biden selaku pengganti Trump sudah menyatakan, dia bakal kembali lagi ke perjanjian nuklir 2015, yang disambut hangat oleh Rouhani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com