Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesepakatan Brexit Akhirnya Disetujui, Berikut Poin-poinnya

Kompas.com - 25/12/2020, 10:58 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com – Inggris dan Uni Eropa (UE) akhirnya menyepakati perjanjian perdagangan pasca-Brexit setelah bernegosiasi selama berbulan-bulan yang melelahkan.

Terobosan tersebut mencegah skenario "no deal" alias "tanpa kesepakatan" yang dikhawatirkan bakal terjadi sebagaimana dilansir dari CNN, Kamis (24/12/2020).

Pasalnya, jika sampai skenario  “tanpa kesepatatan” disepakati pasca-Brexit, dikhawatirkan memicu kekacauan ekonomi dan berisiko mengganggu arus barang dan obat-obatan.

"Kesepakatan sudah selesai," bunyi pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Inggris pada Kamis, diikuti dengan konfirmasi dari markas Uni Eropa di Brussels, Belgia.

Baca juga: Uni Eropa Ingatkan Tenggat Waktu Brexit, Inggris: Terserah

Tak lama setelah konfirmasi itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan perjanjian itu adalah kesepakatan yang baik untuk seluruh Eropa.

Johnson menambahkan kesepakatan itu menandakan stabilitas baru dan kepastian baru pasca-Brexit.

"Kami telah mengambil kembali kendali atas hukum dan takdir kami. Mulai 1 Januari, kami berada di luar persatuan pabean dan di luar pasar tunggal,” kata Johnson.

“Hukum Inggris akan dibuat hanya oleh parlemen Inggris, ditafsirkan oleh hakim Inggris yang duduk di pengadilan Inggris, dan yurisdiksi Pengadilan Eropa akan berakhir," sambung Johnson.

Baca juga: Nelayan Perancis Ancam Blokir Kapal Inggris jika Kesepakatan Brexit Buntu

Dia mengeklaim bahwa Inggris telah mencapai kesepakatan perdagangan gaya Kanada senilai 660 miliar poundsterling Inggris (Rp 12.728 triliun).

Dia juga membahas kesepakatan tentang perikanan, poin utama perselisihan dalam negosiasi pasca-Brexit.

Dengan demikian, Johnson mengatakan bahwa Inggris telah mengambil kembali kontrol penuh atas perairannya.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen setuju bahwa UE telah mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit yang adil dan seimbang.

Baca juga: Brexit Terancam No Deal, Bagaimana Nasib ASEAN?

Namun, dia menggarisbawahi bahwa UE memiliki keunggulan dalam bernegosiasi dengan Inggris.

"Seperti yang kita ketahui, bagaimanapun, jika akan ada Brexit yang keras, itu tidak akan baik untuk kedua belah pihak, tetapi itu akan menghantam Inggris lebih keras daripada Uni Eropa dengan semua kekuatannya dari 450 juta warga,” kata von der Leyen.

“Dan karena itu, dari posisi yang kuat kami dapat maju dengan kesepakatan terlengkap yang pernah kami miliki,” imbuh von der Leyen pada konferensi pers.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com