Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Tertinggi Iran: Lengsernya Trump Bukan Akhir "Permusuhan" dari AS

Kompas.com - 16/12/2020, 21:37 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Rabu (16/12/2020), "permusuhan" AS terhadap Iran tidak akan berhenti dengan berakhirnya kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Dia menegaskan kembali posisinya bahwa Iran harus bangkit sendiri untuk "meniadakan" sanksi AS yang diberikan pemerintahan Trump dan "tidak menunda" jika sanksi tersebut dapat dicabut.

"Anda menyaksikan apa yang dilakukan Amerika di bawah Trump dan Obama terhadap Anda," katanya seperti dikutip di situs resminya.

Baca juga: Iran Klaim Eksekusi Mati Jurnalis Ruhollah Zam Sah Sesuai Hukum

"Permusuhan tidak terbatas pada Trump di Amerika dan tidak akan berakhir hanya karena dia telah meninggalkan jabatannya," tambah Khamenei seperti yang dilansir dari AFP pada Rabu (16/12/2020). 

Ia berbicara pada keluarga jenderal tinggi Iran Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan udara AS bulan Januari di negara tetangga Irak.

"Jangan percaya musuh, ini adalah nasihat eksplisit saya," ucapnya.

Baca juga: Dijebak Masuk Iran, Aktivis Ini Dieksekusi dengan Cara Digantung

Ketegangan antara Teheran dan Washington melonjak selama masa kepresidenan Trump, terutama setelah 2018, ketika ia menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir penting dan menerapkan kembali sanksi hukuman sepihak.

Presiden terpilih Joe Biden, yang mengalahkan Trump dalam pemilu AS pada November, telah mengisyaratkan keinginan untuk kembali dalam diplomasi dengan Iran.

Namun, pada kesempatan sebelumnya Khamenei telah memperingatkan terhadap harapan pembukaan dengan Barat.

Baca juga: Zombie Angelina Jolie Resmi Dipenjara 10 Tahun di Iran, Ini Deretan Kasusnya...

Pernyataan Khamenei itu muncul tak lama setelah Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan bahwa Iran "sangat senang" karena Trump meninggalkan Gedung Putih.

Pemerintahan Rouhani telah berulang kali mengisyaratkan keterbukaannya kepada pemerintahan AS yang akan datang serta meminta Washington untuk kembali ke kesepakatan nuklir dan mencabut sanksi.

Khamenei menggarisbawahi bahwa jika sanksi AS "bisa dicabut, kita tidak boleh menunda bahkan satu jam."

Baca juga: Iran Sebut Normalisasi Maroko-Israel sebagai Pengkhianatan terhadap Islam

Namun, dia memperingatkan, "Jangan mengandalkan janji (orang lain) untuk menyelesaikan masalah orang (dan) jangan melupakan adanya permusuhan."

"Saya akan mendukung otoritas negara dengan syarat mereka tetap setia pada tujuan negara," terangnya.

Pertemuan Khamenei dengan keluarga jenderal yang terbunuh adalah pertemuan publik pertamanya, untuk menekan rumor tentang kesehatannya pekan lalu, sejak seorang pejabat yang dekat dengan kantornya pindah.

Baca juga: [KALEIDOSKOP 2020] Konflik Iran-AS Kian Memanas, Kapan Akan Berakhir?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com