Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pensiunan Jenderal Ini Bakal Jadi Menteri Pertahanan Pertama AS dari Kulit Hitam

Kompas.com - 09/12/2020, 07:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, menunjuk jenderal purnawirawan Lloyd Austin sebagai menteri pertahanan di kabinetnya, lapor media setempat.

Baik Biden maupun Jenderal Austin belum memberikan pernyataan terkait hal ini. Dilaporkan Biden menawarkan posisi itu dan Jenderal Austin telah menerima tawaran itu.

Jika disetujui, Austin, 67, yang pensiun pada tahun 2016 akan menjadi warga Amerika keturunan Afrika pertama yang memimpin Pentagon.

Baca juga: Mengapa Trump Pecat Menhan AS Saat Masa Berkuasanya Tinggal 72 Hari Lagi?

Ia memerlukan persetujuan Kongres karena ketentuan Amerika Serikat (AS) menetapkan jeda setidaknya tujuh tahun antara masa aktif di militer dengan masa jabatan menteri pertahanan.

Biden mendapat seruan dari berbagai pihak, termasuk dari kaukus Asia, kaukus Kulit Hitam dan Latino pendukung Demokrat untuk menominasikan orang-orang dari kelompok minoritas guna menduduki jabatan tinggi di kabinet.

Michèle Flournoy, pejabat yang lama berkarier di Pentagon, juga diunggulkan mengisi jabatan menteri pertahanan, selain Jeh Johnson, mantan konsul jenderal Pentagon dan mantan menteri keamanan dalam negeri.

Di masa pemerintahan Presiden Barack Obama, Jenderal Austin memimpin Komando Pusat AS, antara lain mencakup wilayah Timur Tengah, Asia Tengah dan sebagian Asia Selatan, antara 2013 hingga 2016.

Jenderal bintang empat itu adalah arsitek utama dalam operasi militer pimpinan AS menggempur kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) di Irak dan Suriah.

Baca juga: Masa Jabatannya Habis 2 Bulan Lagi, Trump Malah Pecat Menhan AS

Menghindari sorotan

Sebelumnya ia menjabat wakil kepala staf Angkatan Darat dan tercatat sebagai jenderal terakhir yang memimpin pasukan AS di Irak.

Selama kurun waktu tersebut, Austin bekerja sama dengan Joe Biden sebagai wakil presiden pemerintahan Obama.

Jenderal Austin dikenal sebagai sosok yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat dan menghindar dari sorotan publik, tidak banyak memberikan wawancara kepada media dan memilih tidak membeberkan operasi militer kepada publik.

Baca juga: Keinginan Pakai Tentara Redam Demo George Floyd Ditolak, Trump Ingin Pecat Menhan AS

Tetapi penunjukkan Austin bisa jadi mendapat kritikan dari sejumlah kelompok progresif terkait dengan kedudukan jenderal itu sebagai anggota dewan direktur perusahaan pertahanan Raytheon.

Nominasinya mungkin juga akan ditentang oleh anggota Kongres yang lebih mendukung jika Pentagon di bawah kepemimpinan sipil.

Persyaratan persetujuan pengecualian yang dikeluarkan Kongres sejauh ini baru diberikan dua kali, yang terbaru adalah dalam kasus James Mattis, pensiunan jenderal marinir yang menjadi menteri pertahanan pertama di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Joe Biden mengalahkan Presiden Trump dalam pemilihan pada tanggal 3 November.

Namun Trump tetap menolak mengakui kekalahan dan terus mengeluarkan tuduhan terjadi kecurangan luas, tanpa didukung bukti-bukti.

Baca juga: Tolak Rencana Trump Turunkan Militer, Menhan AS: Hanya untuk Situasi Mendesak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com