Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Anak Wakil Asia termasuk Indonesia, Suarakan Dampak Negatif Pandemi Covid-19

Kompas.com - 18/11/2020, 23:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Ia kemudian mengatakan bahwa masalah lainnya yang dihadapi oleh komunitasnya dalam kehidupan sehari-hari adalah kurangnya edukasi tentang kebersihan air untuk diminum atau mengolah makanan.

"Masalah itu membuat mereka berisiko tinggi dapat tertular virus corona," ujarnya.

Ia ingin pemerintah Laos dan berbagai instansi terkait lebih memperhatikan dan mengatasi masalah air bersih layak minum, serta ketahanan pangan.

Pemerintah Laos telah melakukan langkah untuk ketersediaan air bersih warganya, tapi Thepthida berharap ada upaya berkelanjutan hingga ke desa-desa.

Baca juga: Liputan soal Covid-19 di Wuhan, Jurnalis Ini Terancam Dipenjara hingga 5 Tahun

Filipina

Jayson (17 tahun) mengatakan, dalam situasi pandemi Covid-19, terutama adanya lockdown dan mengharuskan para murid belajar dari rumah dengan smartphone dan koneksi internet, membuat anak-anak dari keluarga menengah ke bawah sangat rentan putus sekolah.

"Selama lockdown, kami tidak dibolehkan pergi sama sekali. Kami harus berada di rumah, menunggu sampai aturan lockdown selesai," ucapnya.

"Kami (anak-anak) dalam menghadapi kegiatan baru ini kami harus dapat beradaptasi, tapi secara bersamaan ini adalah tantang berat bagi kami," ungkapnya.

Ia melanjutkan bahwa tantangan berat itu sangat terasa khususnya terkait masalah belajar secara virtual.

"Untuk teman-teman kami yang tidak punya koneksi internet, handphone, masalah belajar dari rumah itu jadi sulit sekali," tandasnya.

Sehingga, tidak sedikit dari para murid yang tidak berkecukupan terdorong untuk berhenti sekolah. Memilih membantu orang tua mereka mencari uang.

"Kami mendorong pemerintah untuk memberikan kami pilihan-pilihan agar kami bisa melanjutkan pendidikan. Kami berharap ada bantuan terhadap pendidikan untuk anak-anak paling rentan, yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi," ungkapnya.

Kepala Bidang Departemen Pendidikan Filipina, USEC Tonisito Umali mengakui belajar dari rumah secara virtual adalah tantangan terberat, tapi tidak hanya untuk murid-murid, tapi juga untuk instansi pendidikan pemerintah.

"Adalah fakta tentang tantangan bagi anak-anak kita, anak-anak Filipina, untuk menyesuaikan cara pendidikan yang diadopsi sekarang ini," akunya.

Ia melanjutkan berkata, "Ini benar-benar sangat nyata terutama untuk berusaha memastikan pendidikan akan terus berjalan."

Ia mengungkapkan, jika ketersediaan gadget telah tersedia semua untuk para murid melakukan sekolah virtual, masih ada tantangan lainnya bagi pemerintah, yaitu memastikan akses teknologi internet tidak disalahgunakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com