Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Pompeo ke Israel akan jadi "Preseden Berbahaya" untuk Palestina

Kompas.com - 14/11/2020, 17:19 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

RAMALLAH, KOMPAS.com - Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtayyeh mengatakan bahwa rencana kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada pekan depan, ke pemukiman ilegal Israel yang diduduki di Tepi Barat akan menjadi "preseden berbahaya".

Mike Pompeo akan menjadi menteri luar negeri AS pertama yang mengunjungi salah satu permukiman yang dianggap ilegal oleh sebagian besar komunitas internasional.

Rencana kunjungan Pompeo pekan depan, menurut Shtayyeh adalah cara untuk "melegitimasi permukiman" dan menciptakan "preseden berbahaya yang melanggar hukum internasional".

Ia menyampaikan pada Jumat (13/11/2020) yang dikutip oleh kantor berita Palestina, WAFA.

Baca juga: Hubungan Diplomatik AS dengan Israel di Bawah Biden Diperkirakan Tidak Semulus pada Era Trump

Situs berita Axios melaporkan diplomat top itu akan mendarat di Israel pada Rabu (18/11/2020) dan diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat lainnya.

Melansir Al Jazeera pada Jumat (13/11/2020), perjalanan itu bertujuan untuk membahas kebijakan pemerintahan Donald Trump di Israel.

Kunjungan Pompeo ke Israel terjadi tepat satu tahun setelah dia mengatakan AS tidak menganggap permukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki sebagai ilegal.

Pernyataan itu membuat Washington berselisih dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Baca juga: Pompeo Akan Jadi Menlu AS Pertama yang Kunjungi Permukiman Ilegal Israel

Pompeo diperkirakan akan mengunjungi pabrik anggur Psagot di Tepi Barat yang diduduki, yang telah meluncurkan label yang dinamai menurut namanya sebagai penghormatan atas kunjungannya, media Israel melaporkan.

Pabrik anggur tersebut gagal menentang keputusan Eropa untuk memberi label pada semua produk yang berasal dari pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

Sementara, Departemen Luar Negeri belum mengonfirmasi rencana perjalanan Pompeo.

Dalam sebuah pernyataan pada awal pekan ini, hanya dikatakan bahwa Pompeo akan mengunjungi Israel dan bertemu Netanyahu.

Baca juga: Israel Ungkap Benteng Era Raja Daud di Wilayah Golan yang Diduduki

Pompeo dan 2024

Perjalanan Pompeo dilakukan dua bulan sebelum pelantikan presiden terpilih Joe Biden, seorang kritikus permukiman ilegal sebelumnya.

Maher Mezher, anggota Komite Sentral Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP-CC), mengatakan kepada Anadolu Agency, bahwa kunjungan Pompeo bertujuan untuk melegalkan kebijakan pemukiman ilegal Israel dan menunjukkan dukungan pemerintah AS kepada Israel.

Trump telah mencoba meningkatkan ketegangan politik di kawasan, bahkan di hari-hari terakhir kepresidenannya, kata Mezher.

Aaron David Miller, seorang diplomat veteran AS di Timur Tengah, mengatakan di Twitter-nya bahwa kunjungan Pompeo “bukan tentang politik Trump atau Bibi. Ini tentang Pompeo dan 2024".

Bibi adalah panggilang akrab untuk Netanyahu.

Baca juga: Sekjen Palestina yang Dirawat di Israel Meninggal karena Covid-19

Pompeo tidak merahasiakan aspirasinya untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi. Ia sendiri sering menunjukkan dukungannya terhadap Israel, yang menjadi penyebab utama dari basis Kristen evangelis Partai Republik.

Sekitar 450.000 pemukim Yahudi tinggal bersama sekitar 2,8 juta warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, yang telah diduduki Israel sejak 1967.

Pada Oktober, Peace Now, sebuah kelompok pengawas permukiman, melaporkan bahwa tahun 2020 menandai salah satu tahun paling produktif untuk pembangunan permukiman ilegal Israel.

Persetujuan terbaru oleh pihak Israel pada Oktober meningkatkan jumlah rumah pemukiman ilegal menjadi lebih dari 12.150.

Itu adalah jumlah tertinggi sejak Peace Now mulai mencatat angka tersebut pada 2012.

Baca juga: PM Israel, Teman Dekat Trump, Beri Ucapan Selamat kepada Biden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com