Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangkat Luar Angkasa Rusia dan China Tidak Jadi Tabrakan, Bagaimana yang Lainnya?

Kompas.com - 16/10/2020, 16:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Dua unit sampah luar angkasa yang diperkirakan dapat bertabrakan telah lewat dengan aman.

Mereka terhindar dari tabrakan, kata sebuah perusahaan rintisan Silicon Valley, LeoLabs, yang menggunakan radar untuk melacak objek di orbit.

LeoLAbs menambahkan, sebelumnya diperkirakan bahwa satelit Rusia yang mati dan segmen roket China yang dibuang kemungkinan datang dalam jarak 25 meter satu sama lain.

Namun pada Jumat (16/10/2020) pagi tidak ada tanda-tanda puing di atas Antartika, demikian pernyataan terbaru.

Baca juga: Citra Satelit Tunjukkan Asap Kebakaran Bagian Barat AS Capai Eropa

Pakar lain memperkirakan Kosmos-2004 dan bagian roket ChangZheng akan lewat dengan jarak yang jauh lebih besar.

Dengan mempertimbangkan benda-benda yang memiliki massa gabungan lebih dari 2,5 ton dan kecepatan relatif 14,66 kilometer per detik, setiap tabrakan akan menjadi bencana besar dan menghasilkan puing-puing.

Dan mengingat ketinggian hampir 1.000 kilometer, fragmen yang dihasilkan akan bertahan untuk waktu yang sangat lama, menimbulkan ancaman bagi satelit yang beroperasi.

Moriba Jah, seorang ahli astrodinamik dari University of Texas di Austin, Amerika Serikat (AS), memperkirakan selisih jarak benda luar angkasa itu menjadi sekitar 70 meter.

Baca juga: Citra Satelit Tunjukkan Gudang Berisi 2.750 Ton Amonium Nitrat yang Meledak, Lenyap

Dan Aerospace Corporation, sebuah konsultan yang sangat dihormati, memiliki kesimpulan yang sama.

Dengan semakin banyaknya satelit yang diluncurkan, kekhawatiran tentang potensi tabrakan semakin menguat.

Menjadi kekhawatiran yang besar adalah populasi perangkat keras yang berlebihan di orbit - sekitar 900.000 objek lebih besar dari 1 sentimeter menurut beberapa perhitungan - dan semua itu mampu membuat kerusakan besar atau bahkan menghancurkan pesawat ruang angkasa operasional dalam pertemuan berkecepatan tinggi.

Baca juga: AS Memanas, Tuding Rusia Melakukan Uji Coba Senjata Anti-Satelit Berbasis Luar Angkasa

Pekan ini, Badan Antariksa Eropa merilis laporan tahunan State of the Space Environment, yang menyoroti masalah peristiwa fragmentasi yang sedang terjadi.

Ini termasuk ledakan di orbit yang disebabkan oleh sisa energi dalam bahan bakar dan baterai di pesawat ruang angkasa dan roket tua.

Badan tersebut mengatakan rata-rata selama dua dekade terakhir, terjadi 12 fragmentasi tidak disengaja di luar angkasa setiap tahun- dan sayangnya tren ini terus meningkat.

Pada pekan ini juga, dalam International Astronautical Congress yang diadakan secara online, sekelompok ahli mendaftar apa yang mereka anggap sebagai 50 objek telantar yang paling mengkhawatirkan di orbit.

Sebagian besar dari mereka adalah bagian roket Zenit dari era Uni Soviet.

Baca juga: Jaga-jaga Perang Lawan Korut, Korsel Luncurkan Satelit Militer Pertama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com