Tercatat ada 12 kasus penularan virus corona lokal di kota tersebut, 3 hari setelah Golden Week berakhir.
Pada Rabu (14/10/2020), 2 penularan baru tercatat lagi di kota itu.
Sebagai tanggapannya, pihak berwenang segera melakukan tes Covid-19 secara masal di seluruh kota dengan melibatkan 9 juta orang dalam 5 hari.
Sebelumnya, kasus penularan lokal terakhir di China terjadi pada pertengahan Agustus lalu.
Media pemerintah China memuji "sistem kode kesehatan" di negaranya, yang menggunakan aplikasi ponsel dan kode QR.
Aplikasi tersebut menyinkronkan kartu identitas warga dan riwayat perjalanan mereka.
Baca juga: Ayahnya Meninggal karena Covid-19, Perempuan Wuhan Ini Gugat China
Perangkat mereka memberikan sinyal kepada menara seluler terdekat untuk kemudian melacak keberadaan warga, dan untuk memberitahu apakah penggunanya pernah ke area yang dianggap berisiko Covid-19 selama 14 hari terakhir.
Misalnya, jika seseorang pernah berada di Qingdao beberapa hari terakhir, kode QR mereka akan berwarna merah atau kuning, bukan hijau.
Teknologi pengenalan wajah juga diadopsi oleh pengelola transportasi umum untuk "memeriksa identitas dan tiket penumpang", menurut laporan Global Times.
Terkait tindakan Covid-19, Yi mengatakan Xinjiang memiliki sistem pemeriksaan suhu yang lebih canggih, tampak seperti pintu gerbang dan tanpa perlu kontak.
"(Mereka) bisa dilihat di mana-mana dan orang wajib pakai masker setiap saat," katanya.
"Polisi akan berpatroli di jalan untuk mengingatkan warga agar memakai masker mereka dengan benar."
Di Wuhan, masker sekarang hanya wajib digunakan di transportasi umum, tetapi Yi mengatakan kebanyakan orang terus memakainya.
"Orang-orang China patuh dan takut dengan apa yang terjadi pada awal tahun ini," katanya.
"Setelah situasi yang begitu mengerikan, yang menurut saya menjadi sebuah kerugian dan pelajaran besar, semua orang akan jauh lebih berhati-hati. Meski, sekarang sudah jauh lebih aman".