Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Peringatkan Negara Asia, Strategi "Indo-Pasifik" AS Adalah Ancaman Keamanan

Kompas.com - 13/10/2020, 18:28 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Diplomat tinggi pemerintah China, Menteri Luar Negeri Wang Yi, pada Selasa (13/10/2020), mendesak negara-negara Asia untuk tetap "waspada" atas risiko strategi AS yang memicu persaingan geopolitik di Laut China Selatan dan bagian lain kawasan itu.

Beijing dan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus bekerja sama untuk menghilangkan "gangguan eksternal" di Laut China Selatan, kata Wang dalam konferensi pers bersama dengan menteri luar negeri Malaysia.

"Kami (China dan Malaysia) sama-sama berpandangan bahwa Laut China Selatan seharusnya tidak menjadi tempat bagi kekuatan besar yang bergulat dengan kapal perang," kata Wang, yang sedang dalam tur singkat di Asia Tenggara seperti yang dilansir dari Reuters pada Selasa (13/10/2020).

Baca juga: AS Kirim 3 Senjata Canggih ke Taiwan, yang Picu Amarah China

“China dan ASEAN memiliki kapasitas dan kebijaksanaan penuh, serta tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan ketenangan di Laut China Selatan,” lanjutnya.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein mengatakan sengketa Laut China Selatan harus diselesaikan secara damai melalui dialog regional.

Baca juga: China Sebut Intervensi Langsung AS di Laut China Selatan Mengandung Kepentingan Politik

China selama bertahun-tahun terjebak dalam sengketa maritim dengan negara-negara pesisir lainnya di Laut China Selatan. Dalam beberapa bulan terakhir mengadakan latihan militer di bagian-bagian yang disengketakan di jalur air strategis itu.

Kemudian, Washington menuduh China berusaha membangun "kerajaan maritim" di daerah Laut China Selatan.

Wang menggambarkan strategi "Indo-Pasifik" Washington, yang bertujuan untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai mitra yang dapat dipercaya di kawasan itu, adalah "risiko keamanan" untuk Asia Timur.

Baca juga: China Luncurkan Rudal di Laut China Selatan, Pentagon Ungkit Perjanjian 2002

"Apa yang dikejar adalah untuk meneriakkan mentalitas perang dingin kuno dan memulai konfrontasi di antara berbagai kelompok dan blok, dan memicu persaingan geopolitik," kata Wang.

"Saya yakin semua pihak melihat ini dengan jelas dan akan tetap waspada terhadapnya (AS)," lanjutnya.

Baca juga: 24 Perusahaan Asal China Masuk Daftar Hitam AS sebagai Sanksi Terkait Laut China Selatan

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebelumnya mengatakan Washington menginginkan Asia "bebas dan terbuka" yang tidak didominasi oleh satu negara.

Selama briefing bersama pada Selasa, Hishammuddin dari Malaysia mengatakan China telah berkomitmen untuk membeli 1,7 juta ton minyak sawit hingga pada 2023 dan telah berjanji untuk mendorong peningkatan pengiriman minyak sawit Malaysia yang diproduksi secara berkelanjutan.

Baca juga: Perkuat Kerja Sama, Menlu China Gelar Pertemuan dengan Menko Luhut Binsar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com