Ibu dua anak ini mengaku bersyukur karena pihak HungryPanda menghubungi untuk membantunya mendapatkan visa ke Australia dan mereka juga telah menghubungi perusahaan pemakaman.
HungryPanda awalnya tak berjanji untuk menanggung biaya pemakaman, juga tak menawarkan untuk membayar biaya pesawat ke Australia untuk Wei dan dua anaknya.
Namun setelah kejadian ini diberitakan media, Wei mengatakan pihak HungryPanda mau menanggung biaya tiket penerbangan, akomodasi, dan biaya pemakaman suaminya.
"HungryPanda menyampaikan bahwa mereka akan membantu tiket kami ke Australia, tempat tinggal serta biaya pemakaman suami saya," kata Wei.
Dalam pernyataan kepada ABC, Tina Sun dari HungryPanda menyatakan, "Kami bersedia memberikan dukungan sebisanya untuk membantu keluarga ini karena kami yakin mereka membutuhkan bantuan saat ini."
Wei kini berharap visanya dapat diproses secepat mungkin sehingga bisa segera mengatur pemakaman suaminya.
"Saya hanya berharap tragedi semacam ini tidak terjadi lagi di Australia," katanya.
Baca juga: 35 Orang Terinfeksi Virus Corona Setelah Hadiri Pernikahan di Sydney
Di Australia, para pekerja delivery untuk aplikasi pengantar makanan seperti Uber Eats dan Hungry Panda, diposisikan sebagai "kotraktor independen".
Menurut Wakil Ketua TWU Australia Nick McIntosh mengatakan perusahaan-perusahaan dalam gig economy telah "mengeksploitasi sistem" ini.
"Mereka memperlakukan pekerja bergaji rendah sebagai kontraktor dan merekomendasikan mereka mengambil asuransi sendiri untuk bekerja," katanya.
"Dengan bayaran rata-rata 10 dollar Australia per jam, tidak mungkin dan tidak masuk akal secara ekonomi untuk bisa menjalaninya," kata McIntosh.
Pengadilan Federal Australia pernah memutuskan seorang pekerja delivery makanan Foodora adalah pegawai perusahaan itu ketika dipecat secara tidak adil.
Baca juga: Pejabat Sydney Ini Terlibat Organisasi Terkait Partai Komunis China
Namun dalam kasus serupa yang melibatkan Uber Eats, Pengadilan Federal memutuskan bahwa pengantar makanan adalah kontraktor, karena mereka dapat memilih kapan dan mana mereka bekerja.
Menurut Profesor Anthony Forsyth, pakar hukum ketenagakerjaan di RMIT University, aplikasi seperti Hungry Panda sebenarnya tak berkewajiban membantu Wei ke Australia atau membiayai pemakaman suaminya.
Namun perusahaan dalam gig economy, katanya, harus diwajibkan memperlakukan pekerjanya sebagai pegawai untuk mencegah situasi seperti yang dialami Wei.
"Pengantaran makanan, berbagi kendaraan, semuanya ini adalah cara baru untuk menghindari kewajiban-kewajiban kerja," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.