Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Bantuan Semakin Turun, Pejabat Palestina Khawatir Itu Akibat Perjanjian Damai Negara Arab-Israel

Kompas.com - 25/09/2020, 21:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

RAMALLAH, KOMPAS.com - Para pejabat Palestina khawatir perjanjian baru-baru ini antara Israel dan negara-negara Arab akan mengakibatkan kurangnya dana bantuan.

Laporan Jerusalem Post yang mengutip data dari Layanan Kementerian Keuangan Palestina dan The New Arab, menyebutkan bahwa pemerintah Palestina belum menerima sedikit pun bantuan keuangan dari negara-negara Teluk Arab sejak Maret, serta terdapat penurunan 50 persen dalam bantuan luar negeri.

Baca juga: Faksi Terbesar Palestina, Fatah dan Hamas Sepakat Adakan Pemilihan Umum Setelah 15 Tahun

Secara keseluruhan, dikatakan total pendapatan Ramallah turun sekitar 70 persen tahun ini, seperti yang dilansir dari New York Post pada Kamis (24/9/2020).

Bantuan luar negeri kepada pemerintah Palestina turun drastis menjadi 255 juta dollar AS (Rp 3,8 triliun) dalam 7 bulan pertama tahun ini dari 500 juta dollar AS (Rp 7,4 triliun) tahun lalu.

Pada saat yang sama, bantuan dari negara-negara Arab turun menjadi 38 juta dollar AS (Rp 565,5 miliar) dari 267 juta dollar AS (Rp 3,9 triliun) pada 2019.

Baca juga: Perusahaan Milik Bos Chelsea Roman Abramovich Diduga Danai Upaya Pengusiran Palestina

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki menjelaskan kepada wartawan bahwa "sebagian besar negara Arab tidak mematuhi keputusan KTT Arab untuk memberikan pengamanan finansial sebesar 100 juta dollar AS (Rp 1,5 triliun) untuk Palestina dalam menghadapi sanksi AS dan Israel."

Laporan itu menunjukkan bahwa pemotongan dana bantuan terjadi selama pandemi virus corona. Namun, kondisi tersebut juga didorong karena pemerintahan Trump menengahi hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab.

Baca juga: Kecewa dengan Liga Arab, Palestina Pilih Mundur dari Kursi Kepresidenan Dewan

Presiden Trump berhenti mengirim jutaan dollar bantuan AS ke Palestina, dan telah mendesak negara-negara Arab untuk menghentikan pemotongan cek dana transfer.

Setelah Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dalam sebuah upacara di Gedung Putih, Trump memperkirakan bahwa Palestina akan diisolasi ketika negara lain mencoba membuat kesepakatan serupa dengan negara Yahudi tersebut.

"Kami tidak tahu apakah ini akibat dampak finansial dari pandemi virus corona, atau atas permintaan Amerika Serikat, seperti yang dikatakan Presiden Trump," kata Al-Maliki.

Baca juga: Pidato Jokowi di Sidang Umum PBB tentang Palestina: No Country Left Behind

“Tapi, hasilnya sama,” tambahnya.

Hilangnya bantuan telah memaksa pemerintah Palestina untuk meningkatkan pinjaman domestik dan mencari sumber pendapatan baru.

Uni Eropa juga telah memerintahkan penyelidikan tentang kemungkinan bantuan dari negara-negara di blok perdagangan itu berakhir di tangan teroris Palestina dan bersikeras bahwa celah yang memungkinkan transfer dana ditutup.

Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Disebut Tak Berniat Bahas Perdamaian dengan Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com