Pada 2016, orang tua Karim mengambil pinjaman sebesar 45.000 taka Bangladesh (Rp 7,9 juta) dari bank.
Uang tersebut dipergunakan untuk membeli laptop serta berlangganan paket internet bulanan.
Melalui internet dan DVD, Karim hanya membutuhkan waktu empat bulan untuk belajar aplikasi Photoshop.
Pada Februari 2017, dia mendapat pesanan desain pertamanya dari konsumen luar negeri.
“Sampai saat ini, saya telah bekerja untuk konsumen dari sekitar 30 negara, dan saya terutama mengerjakan desain cetak,” kata Karim.
Dia menambahkan sebagian besar konsumennya berasal dari negara-negara Barat.
Baca juga: Bunuh 19 Penyandang Disabilitas di Jepang, Pria Ini Dihukum Mati
Rata-rata pendapatan bulanannya saat ini adalah 300 dollar AS (Rp 4,4 juta). Jumlah tersebut adalah pendapatannya ketika pandemi virus corona.
Padahal sebelum pandemi virus corona, pendapatannya di atas jumlah tersebut.
“Pendapatan bulanan tertinggi saya adalah 800 dollar AS (Rp 11 juta) sebelum pandemi,” tambah Karim.
Karim tidak bekerja untuk dirinya sendiri, dia juga mengajarkan keterampilannya kepada 50 pemuda di seluruh Bangladesh.
“Saya bersama beberapa freelancer lainnya melakukan kampanye media sosial untuk jutaan anak muda di negara saya agar mereka dapat belajar dan menghasilkan sumber pendapatan sendiri,” ujar Karim.
Baca juga: Supermarket Australia Buka Lebih Awal Khusus Orang Tua dan Disabilitas