Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Terapi, Pelajar Disabilitas di AS Kesulitan Ikuti Sekolah Online

Kompas.com - 14/09/2020, 08:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

PARKERSBURG, KOMPAS.com - Pandemi virus corona turut berdampak besar pada anak-anak disabilitas, terutama di dunia pendidikan.

Salah satunya adalah Anna Smith (18) remaja yang mengidap Down Syndrome.

Sistem pembelajaran yang tidak dilakukan dengan tatap muka membuatnya kehilangan akses ke terapi fisik, okupasi, dan wicara yang didapatnya dari sekolah.

Baca juga: Menko PMK: Penyandang Disabilitas Harus Diberi Peluang yang Setara

Sekolah akhirnya dibuka pada 8 September, tapi Christina Smith orangtua Anna merasa skeptis dengan kelanjutan terapi anaknya. Sebab, Anna belum bertemu terapis lagi sejak Maret.

Para pelajar disabilitas memang menghadapi tantangan tersendiri sejak sekolah beralih dari tatap muka langsung ke online, karena pandemi virus corona.

Sementara itu para orangtua para pelajar tersebut menghadapi dilema. Mereka belum tahu bagaimana harus mengajari anaknya, sedangkan proses pembelajaran harus terus berlanjut.

"Ada banyak hambatan untuk menjadi tahun produktif dan sukses bagi banyak pelajar disabilitas," kata Christina Smith dikutip dari The Wall Street Journal Senin (31/8/2020).

Baca juga: Muhadjir: Persoalan Penyandang Disabilitas Jadi Tantangan Besar Pembangunan

Departemen Pendidikan West Verginia menyatakan, sekitar 47.000 pelajar di sekolah K-12 West Virginia atau 18 persen dari para pelajar yang terdaftar, memilik disabilitas.

Sementara itu secara nasional di Amerika Serikat (AS), ada sekitar 7 juta pelajar disabilitas atau 14 persen pelajar terdaftar di sekolah umum, yang mendapat instruksi khusus dan beberapa bentuk layanan sejenis setiap tahunnya, menurut Pusat Statistik Pendidikan Nasional.

Survei dari ParentsTogether pada Mei menemukan hanya 1 dari 5 keluarga yang menerima semua layanan pendidikan khusus, yang menjadi hak para pelajar sejak awal pandemi.

Pemerintah federal AS belum memberi keringanan sebagai akibat pandemi, jadi negara-negara bagian masih diwajibkan memberikan layanan penuh kepada para pelajar disabilitas.

Di bawah hukum federal, sekolah umum diharuskan menyediakan "pendidikan umum gratis yang layak" di "lingkungan yang tidak dibatasi".

Baca juga: Sebelum Dicabuli Pria 59 Tahun, Anak Penyandang Disabilitas Ini Sempat Hilang dari Rumah

Standar itu pertama kali diterapkan pada 1970-an, yang berarti para pelajar diasabilitas berhak belajar di ruang kelas pendidikan umum sesering mungkin.

Namun masalahnya kini di "Negeri Paman Sam", tak adanya terapi selama musim semi menyebabkan banyak pelajar disabilitas ketinggalan mata pelajaran dan keterampilan yang sudah mereka kerjakan.

"Ada kepercayaan umum bahwa pelajar disabilitas kehilangan lebih banyak pembelajaran," ucap Shawn Ullman direktur senior inisiatif nasional di The Arc, kelompok advokasi disabilitas nirlaba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com