Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Sejarah Manikur China Kuno Simbol Kekuasaan Sosial

Kompas.com - 09/09/2020, 17:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Kuku-kuku para bangsawan China pada zaman itu dibentuk dan ditata sedemikian rupa, sehingga tampak anggun dari pada terkesan berat.

Baca juga: Sineenat Wongvajirapakdi, Perempuan yang Kembali Jadi Selir Raja Thailand

Pada abad ke-19, kuku itu sering dihias lapisan pelindung kuku yang terbuat dari emas atau perak dan bertahtakan permata.

Mengutip Bustle pada 9 Agustus 2016, salah satu wanita fenomenal paling kuat dalam sejarah yang memiliki kuku panjang adalah Permaisuri China Cixi.

Cixi memiliki kuku panjang dengan perawatan untuk menekankan bahwa ia tidak pernah harus melakukan pekerjaan sehari-hari dalam hidupnya.

Melansir National Geographic, Cixi adalah wanita kelahiran 1835 yang mengubah China dari masyarakat abad pertengahan menjadi masyarakat modern di panggung global.

Baca juga: Karena Berteman, Perempuan dan Pria Difabel Disiksa dan Digunduli

Pelindung kuku

Menariknya, para bangsawan ini memiliki pelindung kuku yang berbeda setiap waktunya.

Menurut Pitt Rivers Museum di Oxford, pelindung kuku yang terbuat dari bahan kayu digunakan pada "malam", ketika mereka berada di dalam kamar tidur.

Sementara, pada siang hari menggunakan pelindung kuku dengan lebih mewah, banyak hiasan. Bahan mulai dari kulit penyu, perak, dan dihiasi dengan emas, enamel atau permata berharga.

Kebanyakan pelindung kuku yang saat ini disimpan dalam koleksi museum berasal dari akhir abad ke-19.

Permaisuri Cixi (1835–1908) memakai pelindung kuku di jari tengahnya, yang panjang kukunya melebihi 3 inci (7,62 sentimeter).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com