Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salahkan Gay atas Wabah Virus Corona, Pemimpin Gereja Ortodoks Ini Terinfeksi Covid-19

Kompas.com - 08/09/2020, 18:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KIEV, KOMPAS.com - Seorang pemimpin gereja ortodoks di Ukraina dilaporkan terinfeksi Covid-19, setelah sebelumnya dia menyalahkan pernikahan gay yang dianggap penyebab wabah itu.

Dalam wawancara televisi pada awal tahun ini, Patriark Filaret menyatakan virus corona meruoakan "hukuman Tuhan atas dosa manusia".

"Yang paling utama adalah saya menyebut pernikahan gay," ujar dia. Kini dikutip Daily Mirror Selasa (8/9/2020, dia harus dirawat di rumah sakit karena terpapar Covid-19.

Baca juga: Klaim Bisa Sembuhkan Penderita Virus Corona, Pendeta Ini Meninggal karena Penyakit yang Sama

Berdasarkan situs berita 112 International, pemimpin Gereja Ortodoks Ukraina berusia 91 tahun itu juga menderita gejala pneumonia.

Dalam pernyataan yang diunggah di Facebook pada Jumat (4/9/2020), Patriark Filaret masih menjalani perawatan usai positif virus corona.

Pernikahan sejenis bukanlah hal legal di sana, di mana pakar perjalanan juga memperingatkan homofobia bagi yang ingin ke sana.

Adapun Filaret, pemimpin gereja yang mempunyai sekitar 15 juta pengikut tersebut mendapat kecaman atas pernyataannya yang homofobia itu.

Pada April, sebuah kelompok LGBT+ menggugat patriark dengan nama lahir Mykhailo Antonovych Denysenko atas komentarnya yang menyalahkan mereka terkait wabah.

Kepada Reuters, kelompok Insight menyatakan mereka terpaksa mengambil langkah hukum karena pernyataan Filaret berpotensi memicu diskriminasi.

Baca juga: Mengaku Bisa Sembuhkan Covid-19 dengan Cium Tangan, Orang Suci India Meninggal karena Virus Corona

"Tujuan organisasi kami adalah menunjukkan bahwa tidak ada tempat bagi pemuka agama yang menyebarkan kebencian di sini," jelas Ketua Insight, Oiena Shevchenko.

Sementara juru bicara Amnesty International Ukraina, Maria Guryeva, menyayangkan sikap pemuka agama yang ditahbiskan pada Juni 1951 silam itu.

"Ucapan seperti itu berpotensi merusak, karena bisa meningkatkan serangan, diskriminasi, maupun kekerasan atas grup tertentu," jelas Guryeva.

Filaret disebut merupakan figur berpengaruh, di mana dia sempat membawa gereja Ukraina terpisah dari Rusia. Menyebabkan dia dicopot dan dikucilkan.

Adapun Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mewanti-wanti agar tidak ada yang menyebarkan disinformasi atau membuat stigma tertentu terkait Covid-19.

Meski begitu selain Filaret, masih banyak pemuka agama lain yang menyalahkan kelompok LGBT maupun pernikahan gay atas virus corona.

Baca juga: Pulang dari Jakarta Jatuh Sakit, Warga Sumedang Meninggal akibat Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com