Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Misteri: Danau Tengkorak Himalaya yang Semakin Aneh

Kompas.com - 27/08/2020, 19:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Selama Perang Dunia Kedua, di sebuah lembah terpencil yang jauh di Pegunungan Himalaya, seorang penjaga hutan India bernama Hari Kishan Madhwal membuat sebuah penemuan yang tidak lazim.

Pada ketinggian 4.800 meter, Madhwal menemukan sebuah danau glasial kecil dengan sesuatu yang aneh tampak di bawah air yang jernih.

Rupanya, danau itu penuh dengan kerangka tulang manusia. Dia telah menemukan Danau Roopkund - yang kurang terkenal-atau juga disebut 'Skeleton Lake' alias Danau Tengkorak (tulang belulang).

Dilansir BBC, saat itu pihak berwenang khawatir bahwa sisa tulang belulang itu merupakan sisa-sisa kerangka tentara Jepang yang mencoba menyusup ke India yang dikontrol Inggris.

Namun, rupanya sekitar 500 kerangka manusia itu terlalu tua untuk diperkirakan sebagai sisa kerangka tentara Jepang.

Beberapa dekade setelahnyna, berbagai teori mencoba menjelaskan mengapa tulang-tulang misterius itu berada di sana.

Baca juga: Kerangka Tulang Mammoth Berbulu Ditemukan di Siberia Utara

Dari tentara India kuno sampai cerita rakyat dan peziarah kuil Hindu

Beberapa orang mengatakan, sisa kerangka itu milik tentara India kuno yang sedang kembali melintasi pegunungan dari pertempuran. Yang lainnya mengatakan, mereka adalah korban dari wabah penyakit.

Badai hujan es yang ekstrem juga dipersalahkan. Sebuah lagu rakyat menyenandungkan kisah sekelompok orang tak beradab yang berjalan di dekat kuil Dewi Nanda Devi dalam ajaran Hindu di pegunungan Himalaya.

Marah dengan perilaku mereka, sang dewi diceritakan melempar bola keras - sekeras besi - kepada sekelompok orang itu.

Meski 'hanya' sebuah lagu rakyat, beberapa tulang yang diselidiki memang memiliki tanda-tanda trauma karena tertumbuk benda padat bulat. Sejauh ini belum ada senjata ditemukan di sana namun ada perhiasan dan pakaian-pakaian religius.

Beberapa orang juga menampik bahwa itu adalah korban wabah karena berdasarkan penyelidikan, kerangka yang terdiri atas campuran pria, wanita dan anak-anak itu dalam keadaan sehat.

Untuk itu, para peneliti sejauh ini menyimpulkan bahwa kerangka-kerangka itu kemungkinan sisa-sisa belulang para peziarah asal Asia Selatan yang wafat di Abad 9.

Baca juga: Ada Pulau Terlarang di Inggris yang Dikenal Deadmans Island

Sampel DNA terbaru dari 38 tulang yang diperiksa menunjukkan bahwa secara genetik mereka berasal dari 3 kelompok yang berbeda secara genetik.

Menurut New York Times, sebanyak 23 dari tulang yang diperiksa terdiri dari pria dan wanita, merupakan keturunan nenek moyang khas Asia Selatan kontemporer dan tertimbun di danau antara abad ke-7 dan ke-10 alias tidak bersamaan.

Beberapa kerangka itu tampak lebih kuno dari yang lainnya, menunjukkan bahwa banyak yang dikebumikan terpisah di danau dalam jangka waktu lama.

Kemudian, mungkin sekitar 1.000 tahun kemudian, antara abad ke-17 dan ke-20, dua kelompok genetik lagi tiba-tiba muncul di dalam danau itu.

Satu individu dari keturunan yang berhubungan dengan Asia Timur dan, anehnya, 14 orang merupakan keturunan Mediterania timur.

Pertanyaannya, untuk apa kelompok manusia keturunan Mediterania Timur menempuh perjalanan sejauh itu di sana?

Para peneliti mencatat bahwa keberadaan Danau Roopkund pada rute yang dikenal peziarah Hindu zaman modern menjadi alasan beberapa orang Asia Selatan meninggal dalam perjalanan ziarah mereka.

Namun, alasan itu kurang kuat menjelaskan keberadaan individu-individu keturunan Mediterania Timur yang sangat jauh.

Menurut Dr Cat Jarman, seorang ahli biologi dari Universitas Bristol di Inggris yang bukan bagian dari tim peneliti, mereka bisa jadi bukan migran Mediterania. 

Alasannya, nenek moyang mereka secara genetik mirip dengan orang zaman sekarang yang berasal dari Yunani atau tepatnya dari Pulau Kreta tapi distribusi genetika saat ini mungkin tidak berlaku bagi populasi purba.

Namun, terlepas dari itu, kelompok ini datang dari suatu tempat yang jauh dan tulang belulang mereka terkubur di Danau Roopkund, untuk alasan yang tidak diketahui.

Mungkin juga, lanjut Dr Jarman, situs tersebut memiliki arti penting bagi kelompok-kelompok peziarah dengan berbagai keyakinan agama.

Mungkin juga beberapa kerangka dibawa untuk dimakamkan, mungkin dibiarkan di danau. Atau mungkin ada penjelajah yang bernasib malang yang hendak menikmati pemandangan pegunungan Himalaya yang spektakuler, namun terbunuh oleh rasa penasaran mereka sendiri.

Sampai detik ini, Danau Roopkund alias Danau Tengkorak Himalaya masih menjadi misteri...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com