Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pendaki yang Selamat Setelah 40 Jam Terjatuh dan Alami Patah Tulang

Kompas.com - 27/07/2020, 09:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

SACRAMENTO, KOMPAS.com - Seorang pendaki di California berusaha bertahan hidup saat terjatuh dan mengalami patah tulang paha di Taman Nasional Joshua Tree, selama 40 jam di bawah terik matahari 42 derajat celcius.

Robert Ringo, pendaki berusia 67 tahun dari La Quinta, tidak menyangka dirinya dapat selamat dari peristiwa yang terjadi pada awal Juli lalu.

Melansir Daily Mail pada Minggu (26/7/2020), Ringo berpikir saat itu akan jadi hari terakhirnya, sehingga dia mulai merekam kondisinya.

"Tolong! Tolong!" teriak Ringo berusaha mendapatkan pertolongan. 

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat Pesat, Restoran dan Bar di California Ditutup Kembali

Kemudian, Ringgo berkata di depan kamera, bahwa "ini mungkin episode terakhir."

Lalu, ia melanjutkan, "Aku tidak bisa berdiri dan aku tidak bisa bicara, aku tidak bisa duduk dan aku pasti tidak bisa berjalan. Kau bisa melihat bagaimana kakiku terjatuh," kata Ringo.

Dia mengatakan "mencoba untuk menggeser kakinya dan ketika ia lakukan, rasa sakitnya bukan main."

Dalam video itu dia juga mengatakan bahwa dia merasa dehidrasi parah dengan suhu saat itu 40 derajat celcius. "Ini pertama kalinya dalam hidupku yang pernah aku alami, tidak ada air liur," kata Ringo, berbaring dengan kemejanya yang tidak dikancingkan di bawah naungan yang lebih teduh.

Baca juga: Penembakan di Walmart, California, 2 Orang Tewas 4 Orang Luka

Seorang diri dia terjebak di sana selama 40 jam dengan luka di kakinya, ia berusaha bertahan dengan 2 liter air yang ia bawa dan juniper beri yang ia temukan sebelum ia terjatuh di dekat sana. 

"Aku melihat beberapa semak buah juniper dan cepat-cepat ke sana dan memakan beberapa buah, yang kemudian membawaku terjebak di sini," ujarnya.  

Untuk melindungi dirinya dari terik matahari yang tak kenal ampun, dia membuat peneduh dari cabang-cabang kayu di dekatnya. 

Tanpa sinyal ponsel dan mobilitas, Ringo takut apa yang akan terjadi padanya, jika tidak ada yang tahu dia ada di atas sana.

Sementara itu, keluarganya telah mencarinya keesokan hari dengan petunjuk lokasi yang terakhir Ringo bagikan ke putranya.

Sebelum Ringo pergi untuk mendaki, ia berbagi lokasi ponselnya dengan putranya, Ryan, karena sudah menjadi kebiasaan.

Baca juga: 4 Jenazah Pendaki Asal Korea Selatan Ditemukan di Himalaya

Keluarga Ringo menghubungi pihak berwenang, sekitar jam 9 pagi pada 17 Juli dan akhirnya menemukannya di dataran tinggi ketika mengamati hutan belantara dari sebuah helikopter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com