Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Dinasti Kim Jong Un Tidak Sekuat yang Orang Pikir'

Kompas.com - 01/08/2020, 20:25 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber The Sun

LONDON, KOMPAS.com - Jihyun Park, seorang aktivis HAM sekaligus pembelot Korea Utara yang berhasil kabur dari negara Dinasti Kim memberikan cerita perjuangannya kepada The Sun.

"Orang-orang menganggap keluarga Kim sebagai keluarga yang sangat kuat di Korea Utara," ujar Park, "Padahal, justru orang-orang Korea Utara-lah yang kuat."

"Setiap harinya, mereka bertarung melalui kejahatan yang diterima. Aku sudah bertarung melawan mereka 2 kali dan akhirnya aku menang."

Dia berharap, suatu hari seluruh rakyat Korea Utara akan berhasil dalam pertarungan melawan diktator Kim Jong Un.

Sebelumnya, kisah perjuangan Jihyun Park melarikan diri dari Korea Utara telah ditayangkan Kompas.com dengan judul "Kabur dari Korut, Pembelot Ini Susah Payah Sampai Inggris, Ini Kisah Perjuangannya".

Baca juga: Kabur dari Korut, Pembelot Ini Susah Payah Sampai Inggris, Ini Kisah Perjuangannya

Jihyun Park kini bekerja sebagai seorang aktivis HAM dan bekerja sama dengan Connect, sebuah organisasi yang mendukung para pengungsi Korea Utara untuk dapat hidup di Inggris.

Bulan lalu, Park merupakan bagian dari tim yang mendonasikan sebanyak 7.000 alat pelindung diri (APD) kepada panti jompo di Inggris.

Dia merasa tergugah dengan banyaknya kasus kematian akibat wabah virus corona di lingkungan tempat tinggalnya di Manchester, Inggris.

"Saya sudah banyak menyaksikan orang mati seumur hidup saya di Korea Utara," ujar Jihyun Park. "Saya tak bisa melihat orang-orang ini sekarat di sekitar saya."

Dia tahu dia tidak bisa menolong orang-orang di Korea Utara secara langsung, tapi dia bisa membantu orang-orang di sekitarnya.

Cerita pelariannya yang tragis dan memilukan yang dibaginya kepada The Sun Online diharapkannya mampu meningkatkan kesadaran tentang kehidupan buruk yang dialami rakyat Korea Utara di bawah kepemimpinan rezim Kim Jong Un.

Baca juga: Pembelot Diduga Positif Covid-19 Lolos Pulang ke Korut, Jenderal Korsel Dipecat

Lockdown di tengah wabah buat pelarian dari Korut mustahil

Situasi lockdown di Korea Utara akibat wabah Covid-19 saat ini membuat kehidupan di Korea Utara semakin memburuk, terlebih bagi mereka yang hendak melarikan diri.

Kim Jong Un telah menutup perbatasan negara itu sejak awal Januari 2020 dan keamanan ditingkatkan di perbatasan Korea Utara setelah kasus dugaan infeksi virus corona pertama dilaporkan pekan lalu.

Sokeel Park, direktur Korea Selatan untuk Liberty di Korea Utara (LiNK), mengatakan jumlah pembelot yang berhasil melarikan diri telah sepenuhnya berkurang tahun ini.

Baca juga: Tuduh Pembelot Pulang Bawa Covid-19, Korut Salahkan Korsel

LiNK membantu para pembelot dengan mendukung mereka dalam perjalanan sejauh 3.000 mil melewati China melalui rute rahasia sebelum membantu mereka menemukan tempat perlindungan di Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).

Pada 2019, Sokeel mengatakan hanya 1.047 pembelot berhasil melarikan diri dari Korea Utara, yang merupakan angka terendah selama sekitar dua dekade - tetapi total pada 2020 nyatanya lebih rendah.

"Pada bulan April, Mei, dan Juni hanya 12 warga Korea Utara yang berhasil mencapai Korea Selatan," kata Sokeel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com