Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog dari Harvard Sebut Kemaluan dan Kejiwaan Adolf Hitler "Bermasalah"

Kompas.com - 25/07/2020, 18:36 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Seorang psikolog dari Harvard University pada 1943 diminta oleh Layanan Strategis AS, CIA, untuk melakukan penelitian terhadap kejiwaan Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman.

Melansir situs web Departemen Psikologi Harvard University, Prof Dr Henry Murray meninggalkan Harvard untuk sementara waktu demi bertugas di Angkatan Darat AS selama Perang Dunia II dan bekerja untuk badan intelijen Amerika.

Berdasarkan penelitiannya, Dr Murray menerbitkan sebuah laporan berjudul 'Analysis of the Personality of Adolf Hitler' yang mengatakan bahwa Hitler "tidak mampu melakukan hubungan manusia secara normal".

Baca juga: Miss Hitler Dijatuhi Hukuman Tiga Tahun Penjara di Inggris

Psikolog Amerika itu juga mengklaim bahwa organ vital Hitler bermasalah, yakni memiliki penis yang berukuran mini dan 1 testis.

Hitler juga disebut punya fantasi seksual yang tidak lazim seperti berhasrat untuk ditendang ketika berhubungan seksual.

Dia memiliki hubungan kasar dengan wanita yang suka dia permalukan seperti dengan Renate Muller, seorang bintang film Jerman, yang dilaporkan harus menendang Hitler ketika dia berbaring di lantai setelah mereka berhubungan seksual.

Baca juga: Heboh, Sampul Majalah TIME Sindir Trump Rasis ala Hitler, Ini Faktanya

Hitler, salah satu tiran yang paling brutal dalam sejarah dilaporkan menderita skizofrenia karena tekanan masa kecil yang dia alami, menurut Murray dalam laporannya yang dilansir The Independent.

Dalam laporan sebanyak 229 halaman itu, Murray mendeskripsikan Hitler sebagai sosok yang "selamanya tidak mungkin memberikan kasih sayang mau pun bersikap humanis kepada sesama."

Dengan masa kecil yang penuh frustrasi, Hitler merasa 'harus' mendominasi dalam segala hal.

Murray menulis, "Dia (Hitler) tidak pernah melakukan pekerjaan manual, tidak pernah terlibat dalam atletik dan ditolak karena tak layak untuk wajib militer di Angkatan Darat Austria."

Baca juga: Adolf Hitler, Bagaimana Pemimpin Nazi Ini Meninggal dan Mengapa Banyak Misteri di Seputar Kondisi Jenazahnya?

Adolf Hitler juga dilaporkan mengalami perasaan rendah diri yang tak tertahankan, sebagian besar perasaan itu karena fisiknya yang kecil, lemah dan mudah sakit.

Dia menolak untuk pergi sekolah karena merasa malu akan kemiskinannya dibandingkan murid-murid lain di sekolah. Ibunya membiarkan Hitler keluar dari sekolah.

Hitler mengelola rasa tidak amannya dengan terobsesi pada "kekuatan kasar, kekuatan fisik, dominasi yang kejam dan penaklukan militer".

Dalam hubungan seksual pun, Hitler dideskripsikan sebagai sosok yang ingin mempermalukan serta melecehkan pasangannya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hitler Bertemu dengan Calon Pembunuhnya

Murray mencatat, gangguan kejiwaan Hitler terjadi karena sewaktu kecil Hitler sempat melihat kedua orangtuanya berhubungan badan. Hal itu membuat Hitler menjadi benci terhadap figur ayah.

Hitler sebenarnya patuh dan hormat kepada ayahnya namun memandang pria itu sebagai musuh karena terus memerintah keluarga "dengan kejam dan tidak adil".

Menurut laporan Murray, Hitler iri dengan kekuatan maskulinitas sang ayah dan berangan-angan bisa mempermalukan pria itu demi membangun kembali "kemuliaan yang hilang dari sang ibu".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beruang Liar di California Terobos Rumah demi Curi Sebungkus Oreo

Beruang Liar di California Terobos Rumah demi Curi Sebungkus Oreo

Global
Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Global
Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Global
Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Global
Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Global
Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Global
Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Global
Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Global
Mayoritas 'Exit Poll' Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Mayoritas "Exit Poll" Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Global
Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Global
Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Global
Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Global
Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Global
[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok 'Influencer Tuhan'

[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok "Influencer Tuhan"

Global
Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com