MEXICO CITY, KOMPAS.com - Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador pertama kali melakukan penerbangan komersil selama masa pandemi dan berada di kelas ekonomi, untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Padahal, Lopez Obrador sudah menyatakan tidak akan berpergian ke luar negeri selama pandemi berlangsung, dan karena pandemi ia hanya bisa mendapatkan penerbangan komersial kelas ekonomi, menuju Washington DC.
Melansir dari AFP pada Rabu (8/7/2020), pertemuan itu dilaksanakan untuk menyusun perjanjian AS-Meksiko-Kanada yang baru, menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara yang diklaim Trump sebagai aturan pembunuh kelas pekerja AS.
Pada Selasa (7/7/2020), Trump mengatakan sangat berharap dapat melakukan "pertemuan yang cukup" dengan Lopez Obrador.
Baca juga: Kasus Pembantaian Pusat Rehabilitasi Narkoba, Polisi Meksiko Tangkap 3 Orang
"Dia orang baik. Dia teman saya. Dan kami memiliki hubungan yang baik dengan Meksiko," kata Trump.
Pada Selasa (7/7/2020) sebelum meninggalkan Meksiko, Lopez Obrador juga berkata, "Saya ingin mempertahankan hubungan baik dengan Amerika Serikat. Itulah yang terbaik untuk kami."
Sementara itu, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau tidak bisa hadir dalam pertemuan tersebut.
Beberapa anggota parlemen Hispanik tekejut mengetahui bahwa López Obrador bersedia bertemu Trump, selain alasan pandemi.
Baca juga: Pusat Rehabilitasi Narkoba di Meksiko Ditembaki, 24 Orang Tewas
Seorang perwakilan dari Partai Demokrat di Chicago, Chuy Garcia mengatakan bahwa menurutnya inisiasi Trump untuk bertemu dengan pemimpin dari Amerik Latin, salah satunya adalah untuk menghimpun suara.
Ia kira Trump berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Meksiko setelah "empat tahun masa penghinaan, serangan, dan perusakan kebijakan," yang dilakukan Trump terhadap orang-orang Amerika Latin.
Perbaikan hubungan itu, yang menurutnya, akan menjadai alat politik Trump untuk melakukan kampanye pada November mendatang, sebelum pemilihan presiden AS 2020.
"Kebijakan Trump telah membuat trauma anak-anak migran, membuat orang tak bersalah ditahan tanpa batas waktu dan meneror seluruh komunitas dengan penggerebekan dan deportasi," terang Garcia dalam surat kabar Mesiko, Reforma.
Baca juga: Bebaskan Anak El Chapo, Presiden Meksiko Klaim Selamatkan Ratusan Nyawa
Ia berharap Lopez Obrador melakukan konfrontasi dengan mengajukan berbagai kebijakan buruk yang telah dilakukan Trump terhadap masyarakat Amerika Latin.
"Ini adalah kesempatan untuk meminta kepedulian Trump terhadap 36,6 juta orang Latin asal Meksiko dan 11,2 juta imigran Meksiko yang tinggal di Amerika Serikat," ujar Garcia.
Sementara, Direktur Lembaga Inter-American Dialogue, Michael Shifter menjelaskan bahwa menurutnya pemerintah Meksiko bersedia bertemu dengan Trump adalah untuk menghindari ketegangan dengan AS, selain untuk membahas perjanjian perdagangan
"Tampaknya untuk membuat Trump puas dan memastikan bahwa Amerika Serikat tidak melakukan apa pun terhadap kepentingan (mengganggu) Meksiko," kata Shifter.
Baca juga: Belasan Mayat dan Potongan Tubuh Ditemukan di Meksiko, Diduga Ulah Organisasi Kriminal
Melansir dari CNN (Selasa 7/7/2020), perjalanan Presiden Meksiko, López Obrador menggunakan pesawat komersil bukanlah pertama kalinya, karena sering kali kunjungan kenegaraan ke beberapa daerah domestik dilakukannya dengan menggunakan pesawat komersil.
Kehadiran orang nomor satu Brasil sontak membuat para pengunjung bandara terkejut. Sehingga, banyak orang yang curi-curi kesempatan untuk mengabadikan momen itu, dengan berfoto atau video.
Tiadanya aparat bersenjata di dekat López Obrador, membuat orang-orang lebih leluas, tanpa segan mengambil gambar atau sekedar mengamati dari jauh.
Baca juga: Tak Sengaja Topless Saat Rapat via Zoom, Politisi Meksiko Buka Suara
Pemerintah Meksiko sebetulnya memiliki pesawat kepresidenan, Boeing Dreamliner 787-8 yang dibeli pada 2012 dengan harga 218,7 juta dollar AS, sebelum López Obrador menjabat.
Meski demikian, ia terlah bersumpah untuk tidak menggunakannya, dan setahun ini ia pesawat itu berusaha untuk dijual dengan harga jual 130 juta dollar AS.
Pemerintah menyimpannya di lapangan terbang di Los Angeles, California, dan masih rutin membayar untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan.
Baca juga: Covid-19 Renggut Nyawa Bos Kartel Meksiko di Penjara