Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta 70 Tahun Perang Korea

Kompas.com - 27/06/2020, 11:52 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Pada 25 Juni 2020 kemarin, Korea Utara dan Korea Selatan sama-sama memperingati 70 tahun perang antar-Korea.

Korea Utara melalui media pemerintah Rodong Sinmun pada Kamis (25/6/2020) memperingati 70 tahun Perang Korea dengan menekankan pentingnya perlindungan terhadap rezim dan ideologi mereka.

Di dalam artikel yang diterbitkan corong pemerintah otoriter itu juga dikatakan bahwa rakyat Korea Utara harus menegakkan kedisiplinan dan para generasi mudanya diharapkan agar tidak mengadopsi budaya asing.

"Kita harus membuat para generasi muda memahami reaksi alami dan risiko dari infiltrasi ideologi dan budaya dari kaum imperialis, dan tetap berada di jalur tradisi kita baik dalam berbahasa mau pun berpenampilan."

Sementara di pihak Korea Selatan, peringatan 70 tahun Perang Korea dilakukan dengan afirmasi komitmen Korsel dan Amerika Serikat yang ingin mempertahankan perdamaian di Semenanjung Korea.

Perang Korea sendiri terjadi pada 25 Juni 1950, berawal dari invasi yang dilakukan Korea Utara terhadap Korea Selatan. 

Beberapa fakta menarik tentang Perang Korea 1950 dapat disimak melalui poin-poin berikut ini:

Baca juga: 70 Tahun Perang Korea, Corong Pemerintah Korut Imbau Pentingnya Pendidikan Ideologi dan Patriotisme

1. Korea terbagi 2 sejak akhir Perang Dunia II

Berdasarkan sejarahnya, Jepang telah menguasai Korea sejak 1905 sampai akhir Perang Dunia II. Setelah itu, Uni Soviet menduduki bagian Utara semenanjung Korea sementara Amerika Serikat menduduki bagian Selatan.

Awalnya, mereka bermaksud menyatukan Korea sebagai satu negara. Tapi, ketika PBB menyerukan pemilihan pada 1947, Uni Soviet enggan patuh dan menjadikan rezim yang dipimpin Kim Il Sung sebagai rezim komunis.

Sementara itu di bagian Selatan dipimpin oleh Presiden Syngman Rhee. Baik Kim mau pun Rhee ingin menyatukan Korea di bawah pemerintahan mereka dan memulai pertempuran di perbatasan yang menewaskan ribuan orang.

Baca juga: Putin: Dunia Berutang Budi pada Uni Soviet

2. Meski campur tangan, Kongres AS tidak deklarasikan perang

Pada 25 Juni 1950 Korea Utara melancarkan invasi skala besar ke Selatan setelah menerima persetujuan dari diktator Soviet, Joseph Stalin. 

Pada 27 Juni 1950, ketika pasukan Korea Utara mencapai pinggiran Seoul, ibu kota Korea Selatan, Presiden Amerika Serikat (AS) Harry S Truman memerintahkan pasukan Angkatan Lau dan Udara untuk bertindak.

3 hari setelahnya, Truman menyetujui penggunaan pasukan darat. Meski begitu, Kongres AS tidak pernah mendeklarasikan perang. 

Baca juga: Akhir Perang Dunia II, Bendera Soviet Berkibar, Berlin Jatuh ke Tangan Sekutu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com