Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Pimpin Rapat Peningkatan "Pencegahan Perang Nuklir"

Kompas.com - 24/05/2020, 09:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, muncul kembali di mana dia memimpin rapat militer yang mendiskusikan kebijakan baru peningkatan "pencegahan perang nuklir".

Dalam kabar yang dirilis KCNA itu, tidak dijelaskan seperti apa bentuk dari pencegahan konflik senjata pemusnah massal itu.

Hanya disebutkan "penanganan krusial" telah diambil dalam rapat, demi meningkatkan "kemampuan menembak artileri Tentara Rakyat Korea".

Baca juga: Dennis Rodman: Jika Adik Kim Jong Un Sampai Tampil di TV, Berarti Ada Masalah

"Yang ditetapkan dalam pertemuan itu adalah kebijakan baru untuk lebih meningkatkan pencegahan perang nuklir," tulis KCNA.

Diskusi di Komite Militer Pusat itu juga menekankan pentingnya menempatkan satuan strategis untuk selalu berada dalam status siaga.

Dilansir AFP Sabtu (23/5/2020), langkah itu sejalan dengan pembangunan dan pengembangan angkatan bersenjata di Korea Utara.

Diberitakan Yonhap, pertemuan yang tidak dideskripsikan kapan digelar itu menjadi penampilan perdana Kim Jong Un setelah absen hampir tiga pekan.

Dia tidak muncul ke hadapan warganya sejak meresmikan pabrik pupuk pada awal Mei, di mana sebelumnya Kim juga sempat menghilang.

Pada April, rumor mengenai kondisi Kim berembus kencang setelahq dia absen pada Hari Matahari, hari kelahiran mendiang kakeknya Kim Il Sung, pada 15 April.

Tidak hadir dalam acara yang bisa dikatakan sangat penting dalam kalender Korut itu, sejumlah kalangan mulai mempertanyakan kesehatannya.

Baca juga: Seoul: Kim Jong Un Menghilang Lagi...

Adapun diskusi itu terjadi setelah di AS, The Washington Post memberitakan pemerintahan Presiden Donald Trump mendiskusikan uji coba nuklir pertama sejak 1992.

Analis menyatakan jika kabar ini benar, maka bakal memicu "perlombaan senjata nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Mengutip tiga sumber, dengan dua di antaranya berstatus mantan, menerangkan bahwa pembicaraan itu sudah mulai digelar pada 15 Mei.

Pembahasan itu terjadi setelah pejabat AS mengklaim, China dan Rusia melakukan uji coba bom nuklir itu meski dalam skala rendah.

Aktivis perlucutan senjata pemusnah massal itu langsung bereaksi dan mengecam rencana itu. Antara lain Daryl Kimball kepada The Post.

"(Rencana) itu jelas akan menjadi permulaan buruk bagi perlombaan senjata nuklir yang tak disangka-sangka," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pengetatan Senjata itu.

Kimball menerangkan, kabar itu jelas "mengganggu" negosiasi denuklirisasi dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang bisa jadi akan mengabaikan moratoriumnya sendiri.

Baca juga: AS Berencana Uji Coba Nuklir Lagi sejak 1992

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com