Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Monica, Transpuan di Panama yang Dilecehkan Selama Lockdown Virus Corona

Kompas.com - 19/05/2020, 21:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Monica menunggu dalam antrian laki-laki, yang menyeringai ketika mereka melihatnya.

Waktu terus berjalan. Kemudian dua jam berlalu.

Hampir pada saat itu, enam petugas polisi mendekati Monica.

"Mereka memberi tahu saya bahwa saya berada di luar batas waktu untuk pergi ke toko," katanya. "Mereka mulai melakukan pengecekan tubuh saya. Salah satu dari mereka meremas payudara saya, sambil tertawa, 'Kamu bukan perempuan,' dan mengucapkan kata-kata hinaan."

Semua orang memalingkan muka dan tidak melakukan apa pun.

Baca juga: Wabah Covid-19, Kardinal Ini Beri Donasi untuk Pekerja Seks Transgender yang Kelaparan

Monica tidak pernah merasa lebih sendirian.

"Hari-hari gender di Panama berarti komunitas trans terkutuk jika mereka memanfaatkannya, dan terkutuk jika tidak," kata Cristian González Cabrera dari Human Rights Watch.

Asosiasi Rakyat Trans Panama mengatakan bahwa sejak masa gender dimulai, lebih dari 40 orang telah menghubungi mereka untuk melaporkan bahwa mereka telah dilecehkan ketika pergi ke supermarket atau membeli obat.

Pada awal Mei, pihak berwenang di ibukota Kolombia, Bogota, memutuskan untuk mencabut pembatasan berbasis gender, setelah kelompok LGBT mengatakan hari-hari itu mendiskriminasi kelompok trans.

Menyusul surat terbuka oleh Human Rights Watch kepada kepresidenan Panama, mengutip penganiayaan terhadap orang-orang trans oleh kepolisian Panama, Kementerian Keamanan Publik Panama mengeluarkan sebuah pernyataan minggu ini yang mengatakan bahwa mereka "telah memerintahkan pasukan keamanan untuk menghindari segala bentuk diskriminasi terhadap kelompok LGBT "selama lockdown.

"Ini adalah langkah yang harus dipuji," kata Cristian González Cabrera. Namun, ia mengatakan tidak jelas apa artinya "menghindari diskriminasi" - dan kapan tepatnya kelompok trans diperbolehkan keluar rumah.

Baca juga: Polisi Tangkap 3 Penganiaya dan Pembakar Seorang Transgender di Cilincing

"Kami berurusan dengan populasi yang terpinggirkan secara historis di negara ini dan pernyataan itu tidak cukup jelas."

Monica tidak yakin dia bisa mempercayai jaminan kementerian.

Dia pergi ke bank setelah pernyataan itu dirilis - pada hari di mana perempuan diizinkan meninggalkan rumah - dan seorang petugas polisi mendekatinya.

"Saya akan pulang jika saya jadi kamu," katanya. "Saya mengatakan ini karena saya peduli, tetapi kamu tidak seharusnya keluar hari ini."

BBC meminta Kementerian Keamanan Publik Panama untuk berkomentar, tetapi mereka tidak menanggapi.

"Saya tidak tahu harus bagaimana. Kapan saya bisa keluar?" Monica bertanya. "Saya tidak berusaha membodohi siapa pun. Saya hanya ingin bisa mengurus keluarga saya."

Baca juga: Dituduh Curi Dompet dan HP, Seorang Transgender Tewas Dibakar di Cilincing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com