Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: AS Tidak Perlu Pengujian Massal Virus Corona, tapi...

Kompas.com - 11/04/2020, 16:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, AS tidak perlu melakukan pengujian massal Covid-19.

Trump mengatakannya meski ada peringatan oleh para ahli bahwa program yang komprehensif sangat penting untuk menyelesaikan wabah virus corona.

Saat ditanya jurnalis CNN Jim Acosta bagaimana pemerintah dapat merencanakan penggerakan kembali ekonomi dan pengujian virus corona yang memadai, Trump bersikeras sistem di AS adalah "yang terbaik di dunia."

Baca juga: Ancam Potong Dana untuk WHO, Trump Akan Umumkan Jumlahnya Minggu Depan

"Ada bagian-bagian tertentu di negara ini yang sudah dalam kondisi fenomenal, bagian-bagian lain sedang online, bagian-bagian lain turun, dan kami, di samping itu, memberikan jutaan tes setiap hari."

"Kami melakukannya secara eksponensial, mengambil, dan apa yang kami lakukan dalam waktu dekat adalah pergi ke daerah-daerah tertentu di negara kami dan melakukan pengujian besar-besaran."

"Itu tidak perlu, tetapi itu akan menjadi hal yang baik untuk dimiliki," kata presiden 73 tahun tersebut.

Baca juga: Di Tengah Wabah Corona, Trump Ingin Perekonomian AS Mulai Aktif Awal Mei

CNN lalu mengabarkan, beberapa detik kemudian Trump tampak bertentangan dengan komentarnya sendiri, bahwa pemerintah akan melakukan "pengujian besar-besaran" di beberapa daerah di negara itu.

"Kami ingin melakukannya dan kami akan melihat apakah bisa melakukannya."

"Apakah kamu membutuhkannya? Tidak. Apakah itu bagus dilakukan? Ya," kata Trump melanjutkan.

Baca juga: Pertimbangkan Perekonomian AS, Trump Ingin Lockdown Segera Berakhir

"Kita berbicara tentang 325 juta orang dan itu tidak akan terjadi, seperti yang dapat Anda bayangkan, dan itu tidak akan pernah terjadi dengan orang lain juga."

"Negara-negara lain melakukannya tetapi mereka melakukannya dalam bentuk terbatas."

"Kami mungkin akan menjadi pemimpin (dalam melakukan tes virus corona)," imbuhnya.

Baca juga: Trump Tandatangani Perintah Eksekutif untuk Menambang Bulan

Masih tertinggal

CNN melaporkan, meski AS telah melakukan tes lebih banyak dari negara lain di dunia tapi masih tertinggal dalam hal tes per kapita.

Dr Anthony Fauci spesialis penyakit menular ternama di AS yang bertugas pada gugus tugas virus corona mengatakan, AS harus memastikan bahwa mereka tidak lalai lagi pada pengujian ketika nantinya perekonomian digerakkan kembali.

Baca juga: Trump Keluhkan WHO yang Terlalu Condong ke China

"Kunci-kuncinya adalah memastikan bahwa kita telah menempatkan hal-hal yang tidak ada pada Januari," kata Fauci di webcast American Medical Association, Rabu (8/4/2020).

Dia melanjutkan, pemerintah akan membutuhkan kapasitas untuk melakukan pengujian yang kuat untuk "identifikasi, isolasi, pelacakan kontak".

"Akan ada kasus-kasus, kita harus menanganinya dengan cara yang tepat agar tidak mengulang situasi seperti sekarang," tambah Dr Fauci.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com