Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Diterpa Wabah Virus Corona, Trump Salahkan Obama

Kompas.com - 04/04/2020, 08:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyalahkan pendahulunya, Barack Obama, setelah mereka diterpa oleh wabah virus corona.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, awak media menanyakan mengapa pemerintah terkesan lambat dalam menanggapi patogen yang menyebabkan penyakit Covid-19 itu.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Trump langsung menumpahkannya kepada pemerintahan masa Obama yang dianggap tidak siap menghadapi wabah.

Baca juga: Imbau Warga AS Kenakan Masker di Tengah Virus Corona, Trump: Saya Tak Akan Pakai

"Rak kami kosong. Kami tidak punya amunisis maupun suplai kepada medis," kilahnya sebagaimana diwartakan BBC Jumat (3/4/2020).

Dia juga mengaku mewarisi "tes rusak". Tidak dijelaskan apa yang dimaksud oleh presiden 73 tahun itu, maupun tes apa yang diwariskan.

"Saya selalu tahu bahwa wabah adalah hal terburuk yang akan segera datang," terang pemimpin yang berasal dari Partai Republik itu.

Berdasarkan data dari Universitas John Hopkins, saat ini korban meninggal karena pandemi virus corona di AS mencapai 7.406 orang.

Dilansir AFP, data itu diperoleh setelah Negeri "Uncle Sam" mengonfirmasi 1.480 kasus kematian sejak pukul 20.30 Kamis (2/4/2020) hingga Jumat eaktu yang sama.

Catatan dalam 24 jam itu menjadi kasus mortalitas terburuk secara global sejak patogen itu terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019.

Pernyataan Trump itu muncul setelah Obama, yang berkuasa antara 2009-2017, melontarkan kicauan yang menyiratkan sindiran kepada suksesornya itu.

"Kita telah melihat berbagai konsekuensi mengerikan dari mereka yang mengabaikan peringatan dari wabah ini," kata Obama dikutip USA Today.

Baca juga: Trump Ragukan Data Kasus Virus Corona di China

Mantan presiden dari Partai Demokrat itu menuturkan, dia memberikan sindiran kepada mereka yang tidak mengindahkan adanya perubahan iklim.

"Kami semua, terutama generasi muda, harus menuntut pemerintah berbuat lebih di segala level," terang eks pemimpin berusia 58 tahun itu.

Lebih lanjut, Trump menekankan pandemi virus corona ini tidak akan memengaruhi Pilpres AS yang akan berlangsung November mendatang.

Dia mengabaikan ide agar pemilih mengirimkan balot suara mereka melalui pos, dari pada harus datang ke tempat pemilihan.

"Harusnya Anda datang secara bangga ke bilik dan memberikan suara Anda. Bukan malah mengirimkannya melalui pos," cetus dia.

Dia mengklaim, memercayakan pemilihan kepada sistem pos bisa memberikan berbagai implikasi. Termasuk keyakinan bahwa pemilih bisa berbuat curang.

Baca juga: Virus Corona, Trump Minta Publik AS Bersiap akan 2 Pekan yang Menyakitkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com