Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Puncak Wabah Corona Sudah Lewat, Italia Masih Belum Stabil

Kompas.com - 01/04/2020, 22:53 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

ROMA, KOMPAS.com - Sebuah tim ahli penyakit menular dan komputer di Universitas Genoa mengatakan telah menyusun model prediksi evolusi Covid-19 dengan margin kesalahan yang masih dapat ditorelir.

Model itu menunjukkan bahwa dalam hal infeksi harian baru, kasus akan memuncak antara 23-25 Maret 2020 yang mana dalam hal ini sudah terlewati.

Namun, sama seperti laporan dari pakar AS, kelanjutan dari puncak wabah bergantung pada kebijakan pemerintah Italia dan bagaimana perilaku orang Italia itu sendiri.

Baca juga: Ini Perkiraan Puncak Wabah Virus Corona di AS

Italia telah menerapkan lockdown sampai tanggal 25 Maret kemarin. Namun sekolah dan lembaga publik masih akan ditutup sampai setidaknya 3 April mendatang.

Namun, seorang profesor dari Universitas Genoa, Giorgio Sestili memperingatkan bahwa mencapai puncak wabah bukan berarti kondisinya sudah selesai.

"Mencapai puncak berarti menandakan wabah mulai menurun dan dalam beberapa hari kemudian, Anda akan menemukan titik jenuh dari kasus-kasus perawatan intensif."

Baca juga: Di Turkmenistan, Sebut Virus Corona Saja Bakal Berakhir di Penjara

Meski begitu, prediksi puncak wabah ini akan menjadi tidak sama di antara 22 wilayah di Italia.

Dilansir dari The Local, Dewan Riset Nasional Italia (CNR) berharap adanya pengurangan yang signifikan dalam tingkat pertumbuhan infeksi baru di Lombardy sekitar Milan pada Selasa atau Rabu mendatang.

Di wilayah utara Italia, sebanyak 10 juta orang telah menjadi pusat krisis wabah virus corona sejak awal dan sudah melakukan lockdown sejak 8 Maret lalu.

Baca juga: Menghindari Lockdown Virus Corona, Pria di India Pura-pura Meninggal

Dan kini, infeksi mulai meningkat di Selatan Italia, tempat di mana banyak orang Italia pindah setelah dimulainya tindakan pengendalian di Utara.

Pihak CNR sendiri memperkirakan angka-angka di seluruh Italia akan mulai stabil antara 25 Maret sampai 15 April mendatang.

Namun prediksi itu masih belum pasti. "Sebagian besar faktor berpengaruh dan terus menerus dikalibrasi ulang sesuai dengan data terbaru yang ada," kata pihak CNR dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Virus Corona, Trump Minta Publik AS Bersiap akan 2 Pekan yang Menyakitkan

Giorgio Sestili juga melaporkan pada Harian Avvenire bahwa langkah-langkah penahanan wabah dan penghindaran munculnya wabah di Italia bagian tengah dan Selatan sangat penting dilanjutkan.

Sementara itu, Giovanni Rezza, Kepala Departemen Penyakit Menular di Institut Kesehatan Nasional Italia (ISS) mengatakan bahwa pembicaraan tentang puncak wabah nasional sangat tidak masuk akal.

"Tidak mungkin membuat prediksi karena epidemi itu muncul seperti bintik-bintik pada macan tutul di beberapa tempat dan tidak sekaligus," kata Rezza kepada radio Italia.

Baca juga: Sekjen PBB: Virus Corona Tantangan Terberat sejak Perang Dunia II

Dia mengatakan yang terburuk telah berakhir di Provinsi Lodi, tempat virus pertama kali muncul di Tenggara Milan, sementara di Brescia dan Bergamo di Timur Milan situasinya semakin memburuk.

Pierluigi Lopalco, seorang ahli epidemiologi di Universitas Pisa mengatakan bahwa seluruh warga harus saling berhati-hati. "Model prediksi untuk virus corona seperti prakiraan cuaca," kata Lopalco di Twitter.

"Mereka bagus selama 24 jam, mereka baik-baik saja selama 48 jam ke depan, tetapi mereka tidak lagi dapat diandalkan untuk 72 jam berikutnya." Pungkasnya.

Baca juga: 100 Awak Kapal Induk Theodore Roosevelt Terkena Virus Corona, Kaptennya Minta Bantuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com