Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Tempat Suci Syiah di Damaskus, Anggota Senior Garda Revolusi Iran Tewas

Kompas.com - 08/03/2020, 04:38 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

DAMASKUS, KOMPAS.com - Seorang anggota senior Garda Revolusi Iran, Farhad Dabirian dinyatakan tewas di Suriah pada Jumat (06/03/2020).

Laporan ini diberikan oleh Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris dan rutin melaporkan situasi peperangan di Suriah.

Menurut Fars News, media yang dekat dengan Garda Revolusi Iran, Dabirian saat itu sedang menjaga tempat suci Sayida Zainab di bagian Selatan Damaskus, Suriah.

Dabirian dulunya seorang pimpinan Garda di Palmyra, sebuah kota kuno di pusat Suriah.
Para garda dan grup perwakilan Syiah dari berbagai negara termasuk Pakistan, Afghanistan, Irak dan Libanon sama-sama berjuang bersama pemerintah Bashar al-Assad dalam perang Suriah yang telah berlangsung selama sembilan tahun.

Saat ini kondisi di Suriah khususnya di Idlib cukup tenang berkat adanya gencatan senjata antara Turki-Rusia.

Baca juga: Serangan Rusia Tewaskan 15 Warga Sipil di Barat Laut Suriah

Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memperingatkan pemerintah Suriah untuk mundur jika tidak ingin 'tewas terpenggal'.

Setelah enam jam berbincang dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Erdogan dengan murung mengumumkan adanya persetujuan yang memperkuat keuntungan teritorial pasukan Suriah yang didukung Rusia atas pemberontak yang didukung Turki.

Sejak kembali dari Rusia, Erdogan menyatakan kesepakatannya dengan Putin akan dilihat tergantung dari stabilitas di Idlib dan bagaimana perlindungan kepada warga sipil yang kebanyakan kini menjadi pengungsi di Turki sebanyak hampir satu juta orang dalam waktu tiga bulan.

"Gencatan senjata ini membawa kemajuan penting," ungkap Erdogan.

Jika gencatan senjata dipertahankan, memang akan menahan kemajuan pasukan yang setia kepada pemerintah Bashar al-Assad.

Baca juga: Gencatan Senjata Rusia-Turki di Idlib: Assad Ungkap Terima Kasih kepada Putin

 

Dan sebaliknya meredakan ketakutan terbesar Turki yakni gelombang masuknya warga Suriah yang melarikan diri dari pemboman di Idlib dan melintasi perbatasannya dengan Turki bergabung dengan 3,6 juta pengungsi Suriah lainnya di Turki.

Tapi, patroli bersama antara pasukan Turki dan Rusia, yang merupakan salah satu poin kesepatakan gencatan senjata akan mengonsolidasikan kemenangan medan perang Assad belakangan ini. Hal itu juga memungkinkan Rusia menyebar lebih dalam ke Idlib dari pada sebelumnya.

"Tentara Suriah dapat dihentikan tapi tidak ditolak. Itu mungkin menjadi kerugian terbesar Turki." Kata Ozgur Unluisarcikli dari Germany Marshall Fund.

Baca juga: Menteri Pertahanan Turki: Tidak Ada Kekerasan di Idlib Selama Gencatan Senjata

Gencatan senjata Turki-Rusia menurut Unluhisarcikli bukanlah yang terakhir. "Bentrokan mungkin akan mulai lagi dalam beberapa hari mendatang."

Menurut sumber pengamat perang yang dikutip Jerusalem Post, 15 orang dinyatakan tewas dalam pertempuran antara pemberontak dengan pasukan pemerintah Bashar al-Assad di Idlib Selatan hanya beberapa jam setelah gencatan senjata diberlakukan. Namun, di tempat lain di provinsi itu, penduduk melaporkan kekerasan di sana mereda.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com