Di sana, para penumpang yang berada satu bus dengan pris Italia diisolasi, dengan si pria dikabarkan dibawa ke rumah sakit.
Pemerintah di Lombardy dan Veneto bergerak cepat dengan menutup sekolah dan kampus selama sepekan, dan harus membatalkan Karnaval Venezia.
Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, penyebaran SARS-Cov-2 bukannya "tak terkendali".
"Menggunakatan kata wabah tidaklah tepat. Namun, kami tetap harus fokus terhadap pengendaliannya seraya bersiap untuk potensi wabah," jelasnya.
Baca juga: Korea Selatan Jadi Pusat Virus Corona Terbesar di Luar China
Otoritas jelas mengungkapkan rasa frustrasinya karena tidak bisa mengamankan "penyebar super" yang menyebabkan tingginya angka Covid-19 di sana.
Keberadaan sosok yang juga disebut sebagai "Pasien Nol" tersebut sebenarnya sudah mengemuka sejak akhir pekan yang lalu.
Kala itu, beredar kabar bahwa orang pertama yang terjangkit virus corona adalah pria berusia 39 tahun yang berasal dari kota Codogno.
Dia disebut terinfeksi dari temannya yang baru saja pulang dari China, di mana dia sempat beraktivitas seperti bermain sepak bola sebelum kondisinya dilaporkan kritis.
"Hingga saat ini, dinas kesehatan masih belum bisa mendeteksi siapa Pasien Nol tersebut," kata Angelo Borrelli, Kepala Badan Perlindungan Sipil di Roma.
Baca juga: Austria dan Perancis Jaga Jarak dengan Italia agar Tak Tertular Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.