Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korban Meninggal Virus Corona Capai 7 Orang, Italia Buru "Penyebar Super"

Selain itu berdasarkan laporan media setempat, kasus infeksi dari penyakit yang diberi nama resmi Covid-19 itu sudah melebihi 200.

Puluhan kota langsung ditutup di tengah upaya Italia untuk menangkal penyebaran terbesar virus corona yang terjadi di Benua Eropa.

Tingginya angka infeksi di Negeri "Pizza" memaksa Austria membuat satuan tugas yang mempertimbangkan adanya pengetatan perbatasan.

Terdapat lima korban meninggal yang terkonfirmasi dalam dua hari terakhir, di mana korban terbaru adalah pria 88 tahun di Region Lombardy.

Dilansir Sky News Senin (24/2/2020), tiga di antara lima korban awal juga menderita masalah kesehatan serius, dengan korban keenam dan ketujuh belum terkonfirmasi.

Pada Minggu malam (23/2/2020), otoritas Austria menolak masuknya kereta dari Italia setelah mendapat laporan ada dua orang mengalami gejala demam.

"Malam ini (Minggu), kereta dari Venezia ke Muenchen (Jerman) dihentikan di perbatasan Austria." Demikian keterangan kementerian dalam negeri.

Operator kereta, OBB, mengungkapkan bahwa jalur ke dan dari Italia ditangguhkan. Namun aturan itu dicabut beberapa jam kemudian.

Kekhawatiran karena meningkatnya korban virus corona di Negeri "Pizza" membuat Direktur Kesehatan Perancis, Jerome Salomon, angkat bicara.

Di Perancis, penyakit yang disebabkan virus dengan nama ilmiah SARS-Cov-2 itu mengakibatkan 12 orang terinfeksi dan satu orang meninggal.

Salomon menerangkan situasinya mengkhawatirkan, dan bersiap terhadap adanya tambahan kasus karena jarak dua negara berdekatan.

"Siapa pun yang kembali dari Lombardy atau Veneto dengan gejala tertentu akan dianggap mencurigakan," tegasnya kepada radio France Info.

Meski begitu, aparat Negeri "Anggur" tidak menghentikan bus dari Milan ke Lyon setelah ada warga Italia yang dikabarkan menderita gejala mirip flu.

Sebagai gantinya, polisi membentuk pengamanan di sekitar bus tersebut dan terus mengawal hingga sampai di terminal Perrache Lyon.

Di sana, para penumpang yang berada satu bus dengan pris Italia diisolasi, dengan si pria dikabarkan dibawa ke rumah sakit.

Pemerintah di Lombardy dan Veneto bergerak cepat dengan menutup sekolah dan kampus selama sepekan, dan harus membatalkan Karnaval Venezia.

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, penyebaran SARS-Cov-2 bukannya "tak terkendali".

"Menggunakatan kata wabah tidaklah tepat. Namun, kami tetap harus fokus terhadap pengendaliannya seraya bersiap untuk potensi wabah," jelasnya.

Otoritas jelas mengungkapkan rasa frustrasinya karena tidak bisa mengamankan "penyebar super" yang menyebabkan tingginya angka Covid-19 di sana.

Keberadaan sosok yang juga disebut sebagai "Pasien Nol" tersebut sebenarnya sudah mengemuka sejak akhir pekan yang lalu.

Kala itu, beredar kabar bahwa orang pertama yang terjangkit virus corona adalah pria berusia 39 tahun yang berasal dari kota Codogno.

Dia disebut terinfeksi dari temannya yang baru saja pulang dari China, di mana dia sempat beraktivitas seperti bermain sepak bola sebelum kondisinya dilaporkan kritis.

"Hingga saat ini, dinas kesehatan masih belum bisa mendeteksi siapa Pasien Nol tersebut," kata Angelo Borrelli, Kepala Badan Perlindungan Sipil di Roma.

https://www.kompas.com/global/read/2020/02/25/072922270/korban-meninggal-virus-corona-capai-7-orang-italia-buru-penyebar-super

Terkini Lainnya

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke