Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Umat Islam Indonesia di Swiss Buka Puasa Bersama, Siap Sambut Lebaran

Sekitar 100-an orang yang berkumpul di ruang tengah rumah keluarga Abdul Jabbar Kohler itu serentak mengakhiri ibadah puasanya dengan seteguk teh hangat. Kalimat happy iftar atau selamat berbuka puasa diucapkan satu sama lain.

"Ini adalah buka puasa dan akan dilanjutkan sholat tarawih bersama yang rutin kami lakukan tiap pekan,“ kata Ustaz Desrial Anwar kepada Kompas.com, Sabtu (6/4/2024).

Imam Muslim Indonesia di Swiss ini lalu mempersilakan Kompas.com untuk menikmati hidangan takjil yang ada. "Nanti selepas shalat Mahgrib, dilanjutkan buka puasa yang sebenarnya,“ imbuh laki-laki yang akrab disapa Aal ini.

Takjil yang disuguhkan cukup untuk berbuka puasa yang "sebenarnya". Isi piring kertas persegi empat itu ada tujuh macam panganan. Mulai dari bala-bala, martabak, kurma, klepon, tahu isi, kue lapis legit, hingga biskuit.

"Semua hasil sumbangan komunitas ini,“ kata salah satu warga Muslim Indonesia di sebelah Kompas.com.

Buka puasa bersama keempat ini dikordinasi Indonesische Islamischer Kultur Verein Swiss (IIKV) atau Perhimpunan Kebudayaan Islam Indonesia Swiss.

Saban Sabtu di bulan Ramadhan, rumah keluarga Abdul Jabbar Kohler ini penuh sesak. Tamu meluber hingga beranda belakang. "Syukur alhamdulillah, tidak ada tetangga yang protes dengan kegiatan kami,“ ujar Jabbar.

Satu pertanda, keluarga Abdul Jabbar yang beragama Islam diterima bagus di kawasan itu. "Tentu saja kami menjaga juga ketertiban khas Swiss di kawasan ini,“ imbuh laki-laki yang menikah dengan perempuan asal Aceh ini.

Jabbar mempersilakan rumahnya yang memiliki ruang tamu cukup luas dijadikan lokasi buka puasa bersama selama bulan Ramadhan ini. "Kami justru merasa senang, bisa bersama-sama dengan saudara seiman,“ kata Jabbar. 

Bagi umat Islam Indonesia di Swiss, kerelaan Abdul Jabbar cukup melegakan. Tidak mudah menemukan rumah dengan ruang tamu yang luas, serta berada di lingkungan dengan tetangga non-Muslim yang cukup toleran.

Usai shalat Mahgrib, dilanjutkan buka puasa bersama. Menunya beragam, mulai dari nasi kebuli, ayam kecap, tempe goreng, opor ayam, hingga kerupuk kulit sapi. Es buah, dadar gulung, hingga ketan bumbu pedas juga tersedia.

"Kami mengoordinasi juga pengadaan makanan agar tidak berlebihan,“ kata salah seorang jemaah.

"Kali ini tidak ada tausyiah, tapi lebih tanya jawab langsung tentang Islam,“ kata Aal. 

Usai shalat Tarawih, masih banyak yang masih bertahan di kediaman Abdul Jabbar. "Kami dulu juga pernah mengadakan acara sampai makan sahur dan shalat Subuh,“ kenang Dewi Cahyaningrum, salah satu jemaah.

Kegiatan buka bersama oleh IIKV merupakan kegiatan umat Islam Indonesia di Swiss yang terbesar di Heidiland. Meskipun sebagian besar yang datang berasal dari Bern, tetapi tampak juga umat Islam Indonesia yang berasal dari Lucerne dan Zurich.

Di Swiss terdapat sekitar 1.000 pemeluk Islam dari Indonesia. Mereka terpusat di Bern, Zurich, Basel, hingga Jenewa. Ustaz Aal saban bulan mengadakan tausyiah ke kota-kota tersebut. 

KBRI Bern tidak ketinggalan juga akan mengadakan shalat Id bersama pada 10 April 2-24

"Usai shalat Id di Masjid Europlatz, akan dilanjutkan dengan halal bihalal,“ kata Siti Muthia Hasanah, diplomat muda yang bertugas di bagian Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Swiss.

https://www.kompas.com/global/read/2024/04/08/173300170/umat-islam-indonesia-di-swissbuka-puasa-bersama-siap-sambut-lebaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke