Wakil Menlu AS Akan Kunjungi Indonesia, Bawa Misi Ini

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Keamanan Sipil, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia Uzra Zeya diagendakan akan melakukan perjalanan ke Jakarta pada hari ini, Rabu (20/3/2024) hingga Jumat (22/3/2024).

Dalam keterangan tertulis yang dikirim Kedubes Amerika Serikat (AS) kepada Kompas.com, dijelaskan bahwa selama di Jakarta, Wakil Menteri Zeya akan mencoba memajukan kerja sama bilateral lebih lanjut di bawah Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia.

Kemitraan strategis ini sebelumnya telah diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden dan Presiden RI Joko Widodo pada November 2023.

Zeya juga akan mengunjungi American Space di Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta untuk mempromosikan dialog antaragama.

Wakil Menteri akan pula melibatkan pejabat senior pemerintah dan pemimpin masyarakat sipil dalam kemitraan bersama untuk melindungi hak asasi manusia (HAM) bagi kelompok marginal, memerangi perdagangan manusia, dan memperkuat supremasi hukum.

Ke Seoul

Sebelum ke Jakarta, Wakil Menteri Zeya telah lebih dulu berkunjung ke Seoul, Korea Selatan, sejak Sabtu (16/3/2024).

Di Seoul, dia bergabung dengan Menteri Blinken pada KTT Demokrasi ketiga, yang diselenggarakan oleh Korea Selatan.

Wamenlu sempat memberikan sambutan pada upacara pembukaan Hari ke-2, tanggal 19 Maret, yang menggarisbawahi komitmen pemerintah AS untuk mendukung masyarakat sipil dan para pembela HAM.

Selain itu, juga dijadwalkan akan memberikan pidato utama pada sebuah acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Belanda dan Denmark, menyoroti pentingnya menegakkan integritas informasi secara daring.

Wamnelu juga akan membuka kegiatan hibrid yang menyoroti pentingnya kemitraan lintas sektor untuk mempromosikan antikorupsi.

Saat berada di Seoul, Wakil Menteri Zeya bertemu dengan para pejabat senior, masyarakat sipil, dan para pendidik untuk memperdalam kolaborasi dalam memajukan demokrasi dan HAM, upaya anti-perdagangan manusia, dan upaya kemanusiaan global.

Secara umum, kunjungan Zeya ke dua negara Asia Tenggara ini adalah untuk memperkuat kolaborasi dalam demokrasi; mendukung HAM dan kerja sama kemanusiaan global; serta memerangi korupsi serta perdagangan manusia.