Ukraina membangun koridor antara pelabuhan Laut Hitam dan Bosphorus, beberapa minggu setelah Rusia menolak memperbarui kesepakatan jalur aman ekspor biji-bijian Ukraina ke pasar dunia.
Kesepakatan sebelumnya antara Ukraina dan Rusia tersebut ditengahi oleh Turkiye dan PBB untuk melindungi keamanan pangan, terutama bagi negara-negara termiskin.
Sebab, blokade Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina sejak invasi pada Februari 2022 memicu kekhawatiran lonjakan harga pangan dan kekurangan makanan di negara-negara rentan.
“Sebanyak 62 kapal menggunakan koridor masuk, 37 (di antaranya) mengekspor lebih dari 1,3 juta ton produk pertanian Ukraina dan kargo lainnya,” tulis Menteri Infrastruktur Oleksandr Kubrakov di media sosial X, sebelumnya bernama Twitter.
Ia menambahkan, empat kapal sedang menuju Bosphorus dan 11 lainnya memasuki pelabuhan Odessa untuk memuat barang.
Sebanyak empat kapal mengekspor hampir 130.000 ton biji-bijian ke negara-negara di Afrika, Asia, dan Eropa melalui koridor tersebut.
Perjanjian ekspor gandum lama berhasil mengekspor hampir 33 juta ton produk makanan Ukraina.
Namun, penarikan diri Rusia mengkhawatirkan negara-negara Afrika, Amerika Selatan, dan Asia yang bergantung pada impor dari Ukraina.
Rusia pada Agustus dan September 2023 mengancam akan menyerang kapal-kapal yang berangkat atau tiba di pelabuhan yang dikuasi Ukraina, sekaligus menyerang fasilitas pelabuhannya.
Ukraina menuding Rusia berupaya memblokir ekspornya, sedangkan Moskwa mengeklaim serangan itu hanya menargetkan sasaran militer.
https://www.kompas.com/global/read/2023/10/28/132100770/ukraina-ekspor-1-3-juta-ton-produk-lewat-jalur-baru