Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sanksi Barat Bikin Produksi Senjata Canggih Rusia Pincang

KYIV, KOMPAS.com – Sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat mulai mengganggu kemampuan Rusia untuk membuat persenjataan canggih dalam perang di Ukraina.

Hal tersebut disampaikan penasihat militer NATO, Rob Bauer, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (16/8/2022).

Kendati demikian, Bauer menuturkan bahwa industri Rusia masih dapat memproduksi banyak amunisi.

Saat Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, AS beserta sekutunya langsung menjatuhkan beberapa sanksi terhadap Moskwa, termasuk larangan penjualan teknologi canggih.

“Mereka semakin terhambat oleh sanksi. Karena beberapa komponen yang mereka butuhkan untuk sistem senjata mereka berasal dari industri Barat,” kata Bauer.

“Kami sekarang melihat tanda-tanda serius pertama dalam hal kemampuan mereka untuk memproduksi, misalnya, penggantian rudal jelajah dan persenjataan yang lebih canggih,” sambung Bauer.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pada Selasa (13/9/2022) bahwa hilangnya teknologi karena sanksi Uni Eropa sangat merugikan kemampuan Moskwa dalam memproduksi senjata.

Bauer menuturkan, baik Rusia dan Ukraina perang menghadapi tantangan karena konflik konvensional telah mengharuskan pengeluaran pasokan militer yang sangat besar.

“Sejauh yang kami tahu, Rusia masih memiliki basis industri yang cukup besar dan mampu menghasilkan banyak amunisi. Dan mereka masih memiliki banyak amunisi,” ujar Bauer.

Pertempuran gaya kuno dari Rusia

Pada Senin (12/9/2022) Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia bertahan dengan baik dalam menghadapi sanksi Barat.

“Taktik blitzkrieg ekonomi, serangan gencar yang mereka andalkan, tidak berhasil,” ujar Putin di saluran televisi pemerintah saat memimpin pertemuan tentang ekonomi.

Bauer berujar, sekitar 85 persen tentara Rusia sudah bertempur di Ukraina.

Hal itu membatasi kemampuan Rusia untuk memperbesar kehadiran militernya karena tidak dapat mengumumkan mobilisasi umum tanpa menyatakan perang.

“Kami melihat jumlah pasukan baru yang masuk terbatas. Dan satu hal yang kami yakini adalah tingkat pelatihan pasukan itu tidak terlalu tinggi,” papar Bauer.

Di sisi lain, Ukraina telah mengejutkan Rusia dengan serangan balasan yang berhasil di wilayah timur laut Kharkiv.

Pejabat Ukraina mengatakan, 9.000 Kilometer (Km) persegi telah direbut kembali, seukuran Pulau Siprus.

Bauer mengatakan, kemajuan itu berhasil sebagian besar karena pelatihan pasukan Ukraina berstandar NATO sejak 2014 yang memungkinkan unitnya mengambil inisiatif.

“Salah satu alasan mengapa mereka begitu sukses saat ini adalah bahwa Rusia berperang dengan cara yang sangat kuno,” kata Bauer.

“Setiap unit Rusia mendapat arahan dari otoritas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, jika ada perubahan, mereka menunggu perintah baru. Ukraina maju begitu cepat sehingga Rusia tidak mendapatkan (perintah baru) dan harus mundur dan mundur,” lanjut Bauer.

https://www.kompas.com/global/read/2022/09/17/073100770/sanksi-barat-bikin-produksi-senjata-canggih-rusia-pincang

Terkini Lainnya

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

Global
Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Global
Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Global
Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Global
Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Global
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Global
ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke