Keyvan Emamverdi adalah mantan pemilik toko buku yang mempelajari arkeologi. Ia ditangkap pada Agustus 2020 setelah setidaknya 20 wanita menuduhnya melakukan pemerkosaan.
Sebagian besar pelapor adalah anonim dan menggunakan tagar #rape (pemerkosaan) di Twitter.
Shima Ghousheh pengacara yang mewakili lima penggugat mengonfirmasi Keyvan Emamverdi dijatuhi hukuman mati, menurut kantor berita ISNA.
Namun, Ghousheh menambahkan, pengadilan belum membahas kompensasi bagi para korban.
"(Mereka) pasti akan keberatan (dengan hal itu)," ujarnya dikutip dari AFP.
Para korban Keyvan Emamverdi di media sosial menuduhnya membumbui minuman sebelum memperkosa mereka, yang kemudian memicu amarah publik di Iran.
Polisi kemudian meminta para penuduh mengajukan pengaduan terhadap tersangka, tanpa perlu khawatir dituduh balik telah meminum minuman beralkohol atau berhubungan seks di luar nikah, yang keduanya ilegal di negara Republik Islam tersebut.
Penangkapan Keyvan Emamverdi adalah hal langka di Iran, karena kekerasan seksual dianggap hal tabu dan pihak berwenang jarang mengambil tindakan atas kasus semacam itu tanpa penggugat pribadi.
https://www.kompas.com/global/read/2022/07/12/112600870/iran-hukum-mati-keyvan-emamverdi-pemerkosa-20-wanita-yang-picu-gerakan