Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tanpa Bisnis Opium dan Heroin, Bagaimana Taliban Bertahan Hidup di Afghanistan?

Para ahli mengatakan, Taliban akan bersusah payah melepaskan diri dari perdagangan yang menguntungkan itu, meskipun mereka berjanji akan melakukannya.

Terbaru, pada Minggu (3/4/2022) Pemerintah Taliban melarang budi daya opium.

"Sesuai dekrit yang dikeluarkan pemimpin agung Emirat Islam Afghanistan, diberitahukan kepada semua warga Afghanistan bahwa mulai sekarang, budi daya opium dilarang keras di seluruh negeri," menurut surat perintah dari pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada.

"Jika melanggar, tanamannya akan dihancurkan segera dan si pelanggar akan diperlakukan menurut hukum syariah," kata perintah tersebut, yang diumumkan dalam jumpa pers oleh Kementerian Dalam Negeri di Kabul.

Namun, wacana anti-heroin--seperti janji serupa untuk menghormati hak asasi manusia dan kebebasan media--dipandang oleh para analis sebagai bagian dari upaya para pemimpin baru Taliban menunjukkan wajah yang lebih moderat guna mendapatkan dukungan internasional.

Sebagian besar opium dan heroin dunia berasal dari Afghanistan. Produksi dan ekspornya berpusat di daerah-daerah yang dikendalikan oleh Taliban, yang mengenakan pajak obat-obatan yang berat selama pemberontakan 20 tahun mereka.

Sektor tersebut menjadi sumber daya utama bagi Taliban dan mereka dapat kesulitan untuk melarangnya, kata Jonathan Goodhand pakar perdagangan obat internasional di SOAS University of London.

Di satu sisi, "mereka ingin membuat citra diri sebagai lebih moderat dan lebih terbuka untuk terlibat dengan Barat dan mereka menyadari narkoba adalah salah satu cara untuk melakukannya."

Namun di sisi lain, setiap represi akan menghantam petani di jantung politik Taliban di provinsi Helmand dan Kandahar pada khususnya.

"Akan sulit mengambil pendekatan yang sangat agresif terhadap obat-obatan," tambahnya.

Nyaris memonopoli

Dalam konferensi pers perdananya, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid memohon bantuan internasional untuk memberi petani tanaman alternatif selain bunga poppy, sumber getah yang disuling menjadi morfin dan heroin.

Seruan untuk bantuan internasional mungkin akan memicu tawa hampa dari orang-orang yang bekerja dalam koalisi pasukan NATO, LSM, dan pekerja PBB yang selama 10 tahun terakhir mencoba mematahkan ketergantungan Afghanistan pada pertanian opium, tetapi berakhir sia-sia.

Amerika Serikat menghabiskan sekitar 8,6 miliar dollar AS dari 2002 hingga 2017 untuk memerangi perdagangan narkoba, menurut laporan 2018 dari Inspektur Jenderal Khusus AS untuk Afghanistan (SIGAR).

Upaya-upaya itu termasuk membayar petani untuk menanam gandum atau kunyit, berinvestasi dalam jaringan transportasi, serta menyemprotkan defoliant pada tanaman, dan membom fasilitas pemurnian.

Pada setiap langkah, upaya-upaya itu digagalkan oleh anggota Taliban yang menguasai daerah utama penghasil opium dan memperoleh ratusan juta dollar dari industri tersebut, menurut perkiraan pemerintah AS dan Afghanistan.

Akibatnya, Afghanistan hampir memonopoli opium dan heroin yang menyumbang 80-90 persen dari produksi global, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).

Jumlah lahan yang ditanami bunga poppy mencapai rekor tertinggi pada 2017 dan rata-rata mencapai sekitar 250.000 hektare dalam empat tahun terakhir, kira-kira empat kali lipat dari tingkat pertengahan 1990-an, menurut data PBB.

Dampak larangan bisnis narkotika

Kebijakan narkotika dari pemerintah baru akan memengaruhi harga heroin global, dengan dampak bagi negara-negara Barat dan pecandunya, serta Rusia, Iran, Pakistan, dan China--semua rute penyelundupan utama tetapi juga pasar besar untuk obat-obatan Afghanistan.

Dalam beberapa tahun terakhir, para penyelundup juga menemukan bahwa tanaman yang biasa dijumpai di Afghanistan yaitu ephedra dapat digunakan untuk membuat komponen utama metamfetamin, yang lebih dikenal sebagai "sabu kristal".

Namun, juru bicara Mujahid bersumpah Afghanistan akan menjadi negara bebas narkotika ke depannya.

Gretchen Peters penulis Amerika dari buku Seeds of Terror: How Heroin Is Bankrolling the Taliban and Al-Qaeda mengatakan, larangan Taliban sebelumnya pada penanaman opium bersifat taktis.

"Mereka berada di bawah tekanan internasional yang sangat besar," katanya. "Itu adalah tipuan karena mereka memiliki begitu banyak simpanan. Mereka menghasilkan banyak uang begitu harganya melonjak 10 kali lipat."

"Mereka tidak akan menyingkirkan perdagangan narkoba karena mereka terlalu terikat dengan itu."

"Afghanistan tidak dapat bertahan hidup tanpa opium. Ini secara bersamaan membunuh Afghanistan sementara juga menjaga sejumlah besar orang tetap hidup," katanya, mengacu pada pendapatan yang diberikan industri tersebut kepada petani miskin.

Menguasai Afghanistan akan menawarkan akses kepada Taliban ke maskapai penerbangan, birokrasi negara, dan bank yang dapat digunakan untuk memfasilitasi penyelundupan narkoba dan pencucian uang, jelasnya.

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/04/133100070/tanpa-bisnis-opium-dan-heroin-bagaimana-taliban-bertahan-hidup-di

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke