Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ukraina Sebut Agresi Rusia Nyata, Berharap Utamakan Diplomasi Damai

KIEV, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menegaskan bahwa agresi Rusia terhadap Ukraina adalah sesuatu yang nyata.

Dia mengatakan, hal itu telah berlangsung sejak 2014. 

"Itu terus merenggut nyawa orang dan ada kemungkinan nyata bahwa Rusia akan menggunakan kekuatannya lagi," kata Kuleba melalui pernyataan tertulis yang dikirim Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia kepada Kompas.com, Jumat (21/1/2022).

Oleh sebab itu, kata dia, sangat penting bagi komunitas internasional untuk bereaksi secara tegas dan bertanggung jawab, terlepas dari skala kemungkinan invasi Rusia.

Kuleba menyampaikan, patut diingat dalam konteks ini bahwa Rusia telah menunjukkan berkali-kali sebelumnya bahwa mereka dapat menyerang Ukraina di bawah perlindungan, tanpa mengakui pasukan reguler atau proksinya.

"Tanggapan komunitas internasional soal agresi Rusia terhadap Ukraina harus tanpa kompromi," kata dia memberikan pertanyaan tentang situasi terkini di bidang kebijakan luar negeri dan keamanan Ukraina.

Ukraina pun mengapresiasi adanya dukungan dari mitra internasional yang telah berkomitmen mendukung Ukraina karena Rusia melanjutkan pembangunan militernya di sepanjang perbatasan, menyebarkan disinformasi besar-besaran, meluncurkan serangan siber, dan merusak situasi di Ukraina dari dalam.

"Sekutu kami membuktikan ini tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan, termasuk dengan memberikan lebih banyak dukungan militer kepada Ukraina dan mengoordinasikan upaya diplomatik mereka," ucap Kuleba.

Agresi Rusia juga menyentuh sektor ekonimi dan keuangan

Kuleba menyatakan agresi Rusia pada dasarnya bukan hanya memiliki dimensi militer, tetapi juga ekonomi dan keuangan.

Ukraina menuduh Rusia telah menginvestasikan upaya besar untuk merusak stabilitas ekonomi dan keuangan Ukraina dengan menabur kepanikan dengan mengancam masyarakat dan bisnis Ukraina bahwa operasi militer baru tidak dapat dihindari.

"Ini mengeksploitasi masalah keamanan yang diangkat oleh negara lain dan mencoba untuk mendiskreditkan upaya pemerintah Ukraina yang bertujuan untuk memastikan stabilitas ekonomi," ungkap Kuleba.

Dia menyebut, Moskow mencoba untuk mengecilkan reformasi yang telah berhasil di Ukraina.

Tapi pada kenyataannya, jika meninjau fakta, Kuleba mengatakan Ukraina berhasil mengakhiri tahun 2021 dengan indikator ekonomi terbaik sejak 2012.

"Kami berada di jalur yang baik dalam hal ekonomi dan kami tidak boleh membiarkan Rusia menghancurkan stabilitas ekonomi kami," kata dia.

Diplomasi harus berlanjut sampai Rusia menghentikan rencana agresifnya

Sementara mitra Ukraina sedang mempertimbangkan tindakan penanggulangan yang komprehensif, Kuleba menyampaikan, kepemimpinan Rusia tidak boleh dituntun untuk percaya bahwa Barat akan ragu-ragu untuk menjatuhkan sanksi terberat.

Dia meminta, penyelenggaraan diplomasi aktif dan penyampaikan pesan politik yang kuat harus terus berlanjut sampai Moskow menghentikan rencana agresifnya.

"Ini harus diikuti dengan sanksi ekonomi baru dan memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina. Kami meminta kepada mitra kami untuk tetap bersatu dalam komitmen mereka untuk memastikan langkah-langkah pencegahan yang kuat dan efektif," ujar Menlu Ukraina.

Dalam konteks ini, Kuleba menganggap, keputusan AS untuk memberi Ukraina paket baru dukungan militer senilai 200 juta dollar AS yang bisa membantu memperkuat kemampuan Ukraina untuk membela diri adalah sangat tepat.

"Ini akan berfungsi sebagai tanda kesatuan transatlantik," ujarnya.

Ukraina juga mendapatkan dukungan dari lapisan lain yang mungkin tidak terlalu sering disebutkan, tetapi tetap penting, terutama untuk Eropa.

Dukungan itu yakni berupa upaya memutus saluran propaganda dan disinformasi Rusia yang dimaksudkan untuk meracuni persepsi publik tentang perilaku agresif Rusia dan menutupi persiapan militernya dari pengawasan ketat lembaga-lembaga Eropa dan masyarakat sipil.

Berharap selesai lewat diplomasi damai

Kuleba menuturkan, meskipun Rusia telah meningkatkan pasukan mereka di perbatasan Ukraina, memang tidak ada indikator yang menunjukkan bahwa Kremlin telah memutuskan untuk menyerang.

Oleh karena itu, dia mengusulkan jalur diplomasi sebagai prioritas penyelesaian persoalan yang terjadi saat ini.

Semakin lama diplomat dapat kesempatan untuk berbicara, maka akan semakin baik.

Kuleba menyatakan, keterlibatan diplomatik dengan Rusia harus terus berlanjut di berbagai jalur.

Ukraina, Perancis dan Jerman sudah bekerja keras untuk menghidupkan kembali dialog yang berarti dalam Format Normandia.

"Kami siap untuk berdiskusi dengan Rusia baik di N4 maupun secara bilateral, termasuk di tingkat presiden, tentang semua masalah yang berkaitan dengan penyelesaian konflik secara damai," kata dia.

Dia menegaskan, posisi penting Ukraina sehubungan dengan kontak Rusia jelas tetap tidak berubah, yakni tidak boleh ada pengaturan tentang Ukraina tanpa Ukraina.

"Kita harus ingat bahwa agresi Rusia bukan hanya masalah Ukraina-Rusia. Ini lebih merupakan masalah bagi seluruh sistem keamanan Eropa dan Euro-Atlantik. Jika plot Kremlin untuk Ukraina dibiarkan berhasil, Barat kemungkinan akan menghadapi lebih banyak masalah dengan Rusia," pendapat Kuleba.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memusatkan semua upaya dan energi untuk menghalangi Rusia, memastikan Rusia menarik diri dari Crime dan sebagian Donbas, serta mengembalikan pasukan Moskow ke wilayahnya.

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/21/180000370/ukraina-sebut-agresi-rusia-nyata-berharap-utamakan-diplomasi-damai

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke