Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasukan Rusia Akan Tinggalkan Kazakhstan dalam 2 Hari

NUR-SULTAN, KOMPAS.com - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan pada Selasa (11/1/2022), bahwa kontingen pasukan pimpinan Rusia akan mulai meninggalkan negaranya dalam 2 hari.

Namun, proses penarikan mungkin membutuhkan waktu lebih kurang 10 hari.

Berbicara kepada pemerintah dan parlemen dalam panggilan konferensi video yang disiarkan langsung, Presiden berusia 68 tahun itu juga berjanji untuk melakukan reformasi, mengendalikan inflasi, dan meningkatkan upah ketika negara pasca-Soviet yang kaya energi itu baru saja mengalami kerusuhan hebat.

Kazakhstan dan Rusia telah membingkai kerusuhan Kazakhstan kali ini merupakan sebuah upaya kudeta yang dibantu oleh "teroris" asing.

Tetapi, mereka hanya memberikan sedikit bukti untuk mendukung klaim tersebut.

Mengikuti permintaan dari Tokayev, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia mengerahkan pasukan untuk menciptakan ketertiban dan membantu pihak berwenang di tengah kerusuhan.

Pada Selasa ini, Tokayev mengumumkan bahwa "penarikan bertahap" pasukan CSTO akan dimulai dalam dua hari mendatang dan mungkin memakan waktu tidak lebih dari 10 hari.

“Misi utama pasukan perdamaian CSTO telah berhasil diselesaikan,” katanya sebagaimana diberitakan Kantor Berita AFP, Selasa.

Misi CSTO yang melibatkan lebih dari 2.000 tentara telah dikirim pada puncak krisis pekan lalu di Kazakhstan.

Pengerahan ini dilakukan setelah bentrokan bersenjata terjadi antara lawan pemerintah dan pasukan keamanan, termasuk penjarahan yang membuat bagian-bagian kota terbesar Almaty hampir tidak dapat dikenali.

Di sisi lain, pengerahan pasukan tersebut membuat kekhawatiran meningkat bahwa Rusia dapat memanfaatkan misi untuk menopang pengaruhnya di Kazakhstan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan pekan lalu bahwa "begitu orang Rusia berada di rumah Anda, terkadang sangat sulit untuk membuat mereka pergi".

“Perang melawan teroris”

Kerusuhan di Kazaskhstan telah menimbulkan pertikaian di tingkat paling atas pemerintah.

Mentor Tokayev, presiden pendiri Nursultan Nazarbayev, belum muncul secara terbuka sejak kerusuhan di Kazakhstan pecah, meskipun ajudan Nazarbayev mengklaim bahwa orang “kuat” berusia 81 tahun itu sudah berada di ibu kota Nur-Sultan dan berdialog dengan Tokayev.

Sementara itu, Mantan ketua komite keamanan nasional Kazakhstan, Karim Masimov telah ditangkap pada Sabtu (8/1/2022).

Karim Masimov adalah sekutu penting Nazarbayev yang dipandang oleh banyak orang sebagai penerus pengaruh pensiunan presiden terhadap pemerintah.

Tokayev tampaknya semakin memperkuat posisinya, mendukung penjabat perdana menteri Alikhan Smailov untuk mengambil pekerjaan itu secara permanen.

Tokayev juga menyalahkan komite yang sebelumnya dikendalikan oleh Masimov karena meninggalkan kota-kota Kazakhstan selama krisis.

"Meskipun persenjataan militer cukup, tanpa terlibat dalam pertempuran, mereka meninggalkan gedung, meninggalkan senjata, dan dokumen rahasia di sana," kata Tokayev, berjanji untuk mereformasi struktur keamanan untuk menjadikan "pertahanan warga" sebagai prioritas utama mereka.

"Perang teroris dilancarkan terhadap negara kita. Musuh menunjukkan kekejaman yang ekstrem dan kesiapan untuk mengambil langkah apa pun, dia menabur ketakutan di antara penduduk untuk menekan bahkan gagasan perlawanan," ujar Tokayev.

Tanggapan warga soal kedatangan pasukan Rusia

Banyak penduduk Almaty menyambut CSTO sebagai kekuatan penstabil setelah menghabiskan beberapa hari di sana saat tembakan bergema di sekitar kota.

Roza Matayeva, seorang guru bahasa Inggris berusia 45 tahun, terbiasa menyetel radionya selama pemadaman internet lima hari di wilayahnya.

Dia sempat mendengar berita bahwa blok yang dipimpin Rusia telah menyetujui permintaan Tokayev untuk mengirim detasemen yang memberinya keyakinan bahwa kerusuhan di Kazakhstan akan segera berubah.

"Itu membawa kelegaan dan harapan bahwa situasi akan diputuskan untuk yang terbaik dalam waktu dekat," katanya kepada AFP.

"Saya menyambut baik kerja sama dengan Rusia. Saya pikir tidak ada ancaman bagi kedaulatan kita," pendapat dia.

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/11/164500770/pasukan-rusia-akan-tinggalkan-kazakhstan-dalam-2-hari-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke