Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022, Apa Dampaknya?

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) secara resmi mengumumkan boikot diplomatik Olimpiade Beijing 2022.

Hal ini terkait isu pelanggaran hak asai manusia (HAM) yang dituduhkan AS ke China.

“Negeri Tirai Bambu” disebut AS telah melakukan serangkaian aksi keji hingga genosida ke etnis Muslim, salah satunya Uighur, di Xinjiang.

Lantas, apa itu boikot diplomatik?

Di bawah boikot diplomatik, pemerintahan Presiden Joe Biden berarti tidak akan mengirim perwakilan diplomatik atau resmi pemerintah AS ke Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade Beijing 2022.

Seperti diketahui, tuan rumah Olimpiade biasanya akan mendapatkan perhatian global yang sering kali mencakup kunjungan para pemimpin atau pejabat asing.

Presiden AS George W. Bush misalnya. Dia hadir langsung menyemangati Tim AS selama Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing.

Tetapi tuduhan bahwa China telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang berlangsung di Xinjiang dan pelanggaran HAM lainnya, membuat pemerintah AS kali ini melakukan boikot diplomatik.

Ini berarti "diharamkan" bagi seorang pejabat AS untuk terlihat di tribun saat penyelenggaraan Olimpide pada Februari 2022.

Boikot dioplomatik ini akan meredakan tekanan internal AS pada Biden untuk mengirim pesan ke China tanpa melibatkan atlet Amerika atau benar-benar menghancurkan hubungan China-AS yang sudah rapuh.

Jadi ini adalah bentuk penolakan atau sindiran terhadap China, tetapi dengan “sengatan” yang jauh lebih sedikit daripada boikot penuh yang dianjurkan oleh beberapa anggota parlemen dan kelompok hak asasi AS dengan melarang partisipasi atlet, pelatih, dan ofisial tim.

Bagaimana dampak boikot AS terhadap Olimpiade?

Tampaknya, tidak ada sama sekali pengaruh boikot diplomatik AS terhadap Olimpiade Beijing 2022.

Saat mengumumkan boikot diplomatik pada Senin (6/12/2021), juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, menekankan bahwa atlet AS bebas untuk bersaing dalam Olimpiade Beijing.

“Kami akan berada di balakang 100 persen saat kami mendukung mereka (para atlet) dari rumah," kata Jen Psaki dikutip dari AFP.

Terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Negeri AS menyatakan anggota Tim USA dalam Olimpiade Beijing 2022 mulai dari atlet, pelatih, dan staf lainnya masih akan menerima bantuan keamanan konsuler dan diplomatik.

Selain itu, tidak ada indikasi bahwa tuan rumah China akan memperlakukan mereka secara berbeda.

Lagi pula, politisi papan atas kemungkinan jarang muncul di Olimpiade Musim Dingin dan jumlahnya bisa jadi akan lebih dibatasi kali ini karena protokol Covid-19 yang ketat.

Apakah negara lain akan mengikuti sikap AS?

Belum ada rencana serupa yang diumumkan negara lain untuk melakukan boikot diplomatis Olimpiade Beijing hingga Selasa.

Tetapi sekutu dekat AS, seperti Inggris, Australia dan Kanada dilaporkan sedang mempertimbangkan sikap tersebut.

Pertumbuhan ekonomi dan politik global China diperkirakan akan menghalangi sebagian besar negara lain untuk memilih melakukan boikot diplomati Olimpiade.

Meski begitu, China mungkin tidak akan terbebas dari kritik selama penyelenggaraan Olimpiade.

Potensi kritik atlet menjadi jelas setelah bintang tenis China, Peng Shuai membuat tuduhan penyerangan seksual terhadap mantan politisi Partai Komunis.

Hilangnya dia berikutnya dari pandangan publik selama tiga minggu mendorong bintang tenis papan atas untuk menyatakan keprihatinan atas keselamatannya, dan Asosiasi Tenis Wanita mengumumkan penangguhan semua kompetisi di China.

Tetapi, menurut pengamat Olimpiade, boikot komersial oleh sponsor Olimpiade sangat kecil kemungkinannya akan terjadi.

https://www.kompas.com/global/read/2021/12/07/193500370/as-boikot-diplomatik-olimpiade-beijing-2022-apa-dampaknya-

Terkini Lainnya

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke