Ogallo juga ditangkap bersama kepala Penjara Keamanan Maksimum Kamiti dan wakilnya, kata George Kinoti kepala investigasi kriminal.
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta baru memindahkan Ogallo sebagai komisaris jenderal Layanan Penjara Kenya, atas pelarian tiga napi pada Senin (15/11/2021) dari penjara berkeamanan tinggi.
Pengacara Ogallo mengatakan, kliennya ditangkap tanpa alasan apapun dan kemudian dibebaskan.
Kenya melakukan perburuan nasional untuk mencari para narapidana yang kabur, termasuk satu yang berbahaya dan menjalani 41 tahun masa kurungan, karena terlibat salah satu serangan teror paling mematikan di negara itu.
Kenya juga meningkatkan keamanan di kota-kota dan daerah perbatasan, setelah terjadi bom bunuh diri ganda di negara tetangga Uganda pada Selasa (16/11/2021) yang diklaim oleh kelompok ISIS.
Menteri Dalam Negeri Fred Matiangi awal pekan ini menyalahkan kecerobohan dan tidak bertanggung jawabnya tujuh sipir atas pelarian itu. Mereka sudah ditangkap.
Imbalan sebesar 60 juta shilling Kenya (Rp 7,6 miliar) ditawarkan kepada siapapun yang memiliki informasi mengarah pada penangkapan para buron.
Dari ketiganya, Mohamed Ali Abikar dinyatakan bersalah pada 2019 karena menjadi anggota Al-Shabaab dan bersekongkol dengan kelompok milisi Somalia dalam pembantaian 148 orang di Universitas Garissa, Kenya timur, April 2015.
Para korban, sebagian besar pelajar, ditangkap saat fajar oleh orang-orang bersenjata dan ditembak langsung.
Itu adalah serangan teror paling berdarah kedua dalam sejarah Kenya, di bawah pemboman Al-Qaeda terhadap kedutaan AS di Nairobi pada 1998 yang menewaskan 213 orang.
Sebanyak dua narapidana lainnya diidentifikasi sebagai Joseph Juma Odhiambo yang ditangkap pada 2019 karena mencoba mendaftar di Al-Shabaab, dan Musharaf Abdalla Akhulunga yang ditahan pada 2012 atas serangan yang gagal di parlemen Kenya.
https://www.kompas.com/global/read/2021/11/19/061638970/teroris-berbahaya-kabur-kepala-penjara-kenya-dipecat